Oleh: Ridwan, S.ST, M.T*
NEW NORMAL adalah kebijakan membuka kembali aktivitas ekonomi, sosial dan kegiatan publik secara terbatas dengan menggunakan standar kesehatan yang sebelumnya tidak ada sebelum pandemic virus covid-19. Memasuki masa New Normal setelah kebijakan stay at home atau work from home (WFH) diberlakukan, kita diharapkan dapat mencegah penyebaran massif wabah virus corona dengan menggunakan standar kesehatan yang ditetapkan. Masa New Normal bukan bertujuan untuk menciptakan keramaian atau sudah bebas dari covid-19. Masa New Normal akan berjalan dengan baik ketika Pemerintah melakukan upaya yang sistematis, terkordinasi dan konsisten dalam melakukan pengawasan publik (law enforcement). Upaya ini perlu dilakukan untuk mengantisipasi lonjakan penderita Covid-19 khususnya di Aceh.
Masa pandemi sangat berimbas pada perubahan sosial di masyarakat. Menjaga dan peduli terhadap kebersihan diri dan lingkungan dengan menyediakan air dan sabun menjadi fenomena yang dapat kita amati secara langsung. Segala hal yang dilakukan pada masa pandemi lebih sering menggunakan tenaga manusia misalnya untuk melakukan sterilisasi dengan cara desinfektan tempat umum dan penyaluran bantuan pemerintah. Kegiatan ini dapat menyebabkan terciptanya keramaian yang dapat berbanding terbalik dengan adanya larangan pemerintah yang tercantum dalam protokol pencegahan penyebaran covid-19.
Pemerintah Aceh melalui Plt. Gubernur telah mengeluarkan surat perihal perpanjangan penyesuaian sistem kerja pegawai dalam upaya pencegahan penyebaran Covid-19 fase new normal di lingkungan Pemerintah Aceh. Masa new normal akan menjadikan tempat-tempat jualan, lokasi wisata, sekolah dan kantor pemerintahan dibuka kembali dan sangat berpotensi terjadinya keramaian. Pemerintah Aceh bisa saja mengontrol aktifitas para PNS dan tenaga kontrak agar tidak nongkrong di warung kopi, café atau tempat lainnya yang dapat menimbulkan keramaian dengan melibatkan satpol PP/WH. Namun, langkah ini bukanlah suatu solusi efektif untuk menjadikan Aceh sebagai daerah yang menjadi contoh dalam pencegahan penyebaran covid-19. Pemerintah Aceh jangan hanya terpaku kepada aturan tidak boleh menciptakan keramaian di warung kopi atau café. Diperlukan suatu strategi dan solusi khususnya pada bidang perekonomian, pendidikan dan pelayanan publik tentunya dengan memperhatikan standard kesehatan masa new Normal.
Peran Teknologi
Solusi dan inovasi merupakan salah satu cara untuk mengatasi suatu permasalahan, salah satunya adalah Inovasi berbasis Teknologi. Masyarakat yang hidup masa New Normal dituntut untuk menguasai teknologi bukan hanya untuk kalangan muda, tetapi juga bagi kalangan tua. Peran Teknologi yang dilakukan pemerintah Aceh selama masa pandemic covid-19 tidak cukup hanya dengan menampilkan data informasi penyebaran covid-19 secara digital. Pemanfaatan teknologi seharusnya dapat diterapkan pada semua sektor apalagi dengan kondisi masyarakat Aceh yang sudah semakin familiar dengan teknologi selama pandemi.
Sektor Perekonomian
Melahirkan New UMKM yang berbasis pada digital merupakan satu upaya yang perlu diperhatikan oleh Pemerintah Aceh memasuki New Normal. Kehadiran platform Aceh Sale yang dikelola oleh Dinas Koperasi dan UKM Aceh merupakan suatu langkah efektif untuk menggerakkan ekonomi masyarakat pada masa New Normal. Namun, kehadiran platform ini belum sepenuhnya diketahui oleh masyarakat Aceh, terbukti dengan masih kurangnya produks di kabupaten/kota yang tersedia. Salah satu upaya yang bisa dilakukan pemerintah Aceh adalah menfasilitasi segala produk masyarakat dimulai dari tingkatan gampong. Pemerintah tingkat Gampong melakukan pendataan hasil kerajinan warga untuk kemudian di lakukan promosi melalui suatu platform digital (data terpadu).
Sektor Pelayanan Publik
Pada sektor pelayanan publik, pemerintah harus mempunyai suatu prosedur bagaimana kantor pemerintah di tingkat Gampong, kecamatan dan Kabupaten dapat memberikan pelayanan secara maksimal dengan mengikuti protokol kesehatan masa new normal. Inti dari pelayanan publik adalah melayani publik sebaik mungkin, dan segala daya upaya dapat dilakukan meskipun masyarakat harus hidup berdamai dengan wabah yang ada di sekitarnya. Penggunaan jaringan yang kapasitas kecil atau lambat akan menyebabkan Pelayanan melambat dan tidak maksimal. Pelayanan pada kantor pemerintah sekarang ini hampir Sebagian besar menggunakan aplikasi. Misalnya, pada Pemerintah tingkat Gampong ada aplikasi SIM Gampong, tingkat kecamatan tersedia aplikasi pengurusan Surat/Dokumen secara online, kemudian tingkat pemerintah Kabupaten/Kota ada aplikasi untuk pengurusan perijinan secara online. Kondisi demikian harus didukung dengan penyediaan infrastruktur Teknologi yang memadai dan harus menjadi prioritas Pemerintah.
Pada masa new normal, apabila suatu instansi masih melakukan pelayanan publik seperti biasanya, kemungkinan terciptanya keramaian semakin besar. Sebagai contohnya, Seorang warga yang akan melakukan pengurusan dokumen kependudukan, proses awalnya harus membuat surat ditingkat Gampong yang diketahui Kepala Desa. Setelah selesai, baru kemudian dibawa ketingkat kecamatan untuk mendapatkan rekomendasi Camat baru kemudian terakhir pada tingkat Kabupaten. Segala proses yang dilewati ini tentu akan menimbulkan interaksi (Physical Distancing) di beberapa tempat, dan ini akan sangat berpotensi menimbulkan penularan covid-19.
Pemerintah Aceh perlu mencarikan solusi bagaimana menciptakan integrasi data antar kantor pemerintah di tingkat gampong sampai tingkat provinsi yang saling terpadu, sehingga masyarakat tidak perlu mendatangi setiap kantor dalam pengurusan suatu dokumen. Salah satu contoh bentuk pelayanan publik yang bisa diterapkan masa new normal adalah Mal Pelayanan Publik (MPP) berbasis Teknologi. Dengan adanya MPP berbasis Teknologi pada setiap Kabupaten/Kota, dapat mengurangi interaksi fisik warga yang dapat menimbulkan keramaian.
Sektor Pendidikan
Masa pandemi covid-19, sektor Pendidikan merupakan salah satu yang paling terkena dampaknya. Libur sekolah dan diberlakukan aturan belajar di rumah membuat para Tenaga Pendidik, anak didik dan orang tua harus pandai menggunakan teknologi. Memasuki masa New Normal, perlu suatu langkah bagaimana mengarahkan para Tenaga Pendidik dan anak didik agar lebih efektif dalam penggunaan Teknologi untuk dukungan pembelajaran. Hampir sebagian besar Sekolah atau institusi Pendidikan di Aceh belum mempunyai suatu media pembelajaran online (platform e-learning) yang secara khusus untuk mengelola pembelajaran. Masa awal pandemi yang mengakibatkan sekolah diliburkan, para pimpinan sekolah kewalahan dalam mengantisipasinya.
Memasuki masa New Normal yang kemungkinan proses belajar secara tatap muka di kelas juga akan berlaku kembali, kehadiran platform e-learning tiap sekolah perlu menjadi perhatian pemerintah sehingga perpaduan proses belajar secara online dan daring akan tetap berlangsung dan anak-anak Aceh akan terbiasa dengan model pembelajaran apapun.
Aceh patut berbangga dengan apresiasi dan pujian Pemerintah Pusat dengan tidak adanya penambahan kasus covid-19. Perlu suatu langkah efektif kembali dalam memasuki masa New Normal. Dampak covid-19 tidak serta merta langsung hilang dalam jangka waktu satu sampai tiga tahun kedepan, bisa saja lebih dari itu. Covid-19 memang yang memberikan dampak negatif, namun memiliki hikmah tersendiri yang secara sadar telah menguji kita semua untuk mampu mengikuti perkembangan industri 4.0 dan menuju 5.0. Kita semua telah diajari bagaimana pentingnya Inovasi dan Solusi berbasis Teknologi pada masa Work From Home (WFH), sehingga memasuki masa New Normal dan seterusnya, jangan sampai kita hanya mampu untuk menjadi konsumen teknologi, tetapi mampu untuk menjadi produsen Teknologi sehingga dapat menjadikan pembangunan SDM dan perekonomian rakyat Aceh semakin baik.
*Penulis adalah Dosen Pendidikan Teknik Elektro UIN Ar-Raniry Banda Aceh
E-mail : ridwanmt@ar-raniry.ac.id