JAKARTA – Harapan masyarakat untuk bisa hidup ‘real normal’ seperti sebelum masa Covid-19 melanda masih harus menunggu waktu. Juru Bicara Pemerintah Khusus untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto mengatakan hingga kini belum ada tanda-tanda vaksin bisa segera ditemukan.
“Kita harus maklumi bahwa vaksin yang kita dan seluruh dunia harapkan belum menemukan titik terang. Belum pasti kapan diproduksi vaksin secara massal dan dijadikan standar bagi seluruh dunia untuk beri kekebalan bagi kita semua, supaya kita nggak khawatir terinfeksi,” kata Yurianto di gedung BNPB, Jakarta, Sabtu (6/6).
Ia menyadari bahwa keberadaan vaksin sangat ditunggu oleh seluruh dunia. Vaksin diyakini dapat membuat kondisi lebih baik. Namun, Yurianto kembali mengingatkan bahwa vaksin bukan satu-satunya cara demi menghindari infeksi Covid-19. Protokol kesehatan menjadi hal wajib yang harus diterapkan oleh setiap masyarakat agar bisa terhindari kena infeksi Covid-19.
“Pertama menjaga jarak, tidak hanya 1,5 meter namun lebih sekitar 2 meter. Kita nggak pernah tahu sekitar kita siapa yang sakit siapa yang nggak. Dari data yang kita himpun, hampir 80% tidak mempunyai gejala apapun keluhan apapun. Sehingga yang bersangkutan merasa sehat dan tidak merasa membawa virus dan baik-baik aja,” katanya.
“Menjaga jarak itu sekarang harus jadi kebiasaan kita. Kemudian kita harus lindungi kita dengan masker. Sudah seharusnya semua orang manakala di luar rumah gunakan masker. Ini risiko yang bisa dikendalikan terutama di sekitar orang nggak dikenal,” papar Yuri.
Mengenai vaksin, banyak perusahaan di berbagai negara sedang mengupayakan pembuatan vaksin tak kecuali di Indonesia. Belum lama ini, perusahaan farmasi yang tercatat di Bursa New York Stock Exchange (NYSE) dan London Stock Exchange, AstraZeneca PLC, berencana memproduksi 2 miliar dosis vaksin virus corona baru penyebab Covid-19, termasuk 400 juta untuk AS dan Inggris, serta 1 miliar untuk masyarakat di negara berpenghasilan rendah dan menengah.
CEO AstraZeneca Pascal Soriot, melalui telepon kepada CNBC International, mengatakan perusahaan berencana mulai mendistribusikan vaksin ke AS dan Inggris pada September atau Oktober mendatang, dengan kesiapan pengiriman secara stabil pada awal 2021.
AstraZeneca mengatakan telah menandatangani perjanjian lisensi dengan Serum Institute of India untuk mengirim 1 miliar dosis kepada negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah, di mana 400 juta di antaranya akan dikirimkan pada akhir tahun 2020.