Secara Geografis Kabupaten Aceh Besar Terletak antara 5° 2’ – 5°, 8’ Lintang Utara dan 95°, 88’ Bujur Timur. Sementara Batas Wilayah dideliniasiberdasarkan Batas BatasdariKabupaten Aceh Besaradalah :
- Sebelah Utara SelatMalaka
- Sebelah Selatan Kabupaten Aceh Jaya
- Sebelah Barat KabupatenPidie
- Sebelah Timur Samudera Indonesia.
Dengan Luas Wilayah 2.969.00 KMpersegi, dimanamencakup 23 kecamatan dan 604 desa (sumber data geografis 2016).
Lokasi Kabupaten Aceh Besar sangat strategis, dimana melalui wisata bahari bak bidadari cantik dapat mengundang wisatawan domestic, nasional bahkan manca negara, begitu juga dengan jajanan khas daerah, tarian daerah serta cerita sejarah perjuangan masa lalu. Semua itu jika mampu dikemas dengan baik dalam bungkusan Spektakular dapat merupakan sumber APBD terbesar Kabupaten Aceh Besar.
Merujuk undang-undang tentang otonomi khusus bagi aceh, juga merupakan pintu awal dalam membangun serta mengakomodir kebutuhan rakyat.
Saya melihat yang terjadi malah sebaliknya, pemerintahan Kabupaten Aceh Besar seakan lumpuh ingatan, tidak professional serta cenderung idiot.
Banyak sekali hal remeh temeh yang semestinya dapat diatasi, justru terlihat terlantar, seperti :
- PenangananSampah
- Kondisi Jalan di lingkungan Pasar
- WisataBahari
- BentengsertaPeninggalanera Penjajahan
- Air Bersih
- Dan lain lain.
Program tinggalah Program, tidak ada semangat dan kreatifitas yang tinggi untuk membangun Aceh Besar, semuanya harus di complain terlebih dahulu, setelah ramai dibicarakan baru terlihat pergerakan.
Dalam hal ini saya melihat ada sesuatu yang janggal dan cenderung disengaja, rakyat menanti dalam ketidakpastian kepada pemerintah kabupaten Aceh Besar demi terciptanya perubahan yang Baik.
Sebagai Contoh Pulo Aceh, beberapa waktu lalu saya sempat berdiskusi langsung dengan salah satu warga di Pulo Aceh, yang mereka harapkan sangat sederhana yaitu masalah kesehatan dan kualitas Pendidikan, saya juga melihat ada bantuan bangunan “PuskesmasPembantu” ex pemberian dari NGO, namun kini nasibnya sangat memprihatinkan karena tidak dikelola dengan benar, begitu juga dengan sekolah yang minim tenaga pengajar berkualitas.
Terkait Bantuan dari negara luar, Saya mengapresiasi Komunitas Muslim Eropa Hasene (Hasanah) International Foundation, German, dalam memberikan perhatian khusus pembagian sembako kepada masyarakat paling ujung barat Indonesia (Pulo Aceh)
Kita tidak berbicara masalah kapasitas dan kemampuan, kalapun dirasa tidak mampu memimpin pemerintahan kabupaten Aceh Besar, maka sebaiknya mengungdurkan diri lebih mulia daripada bertahan dengan setumpuk ide bodong dan SYAHWAT POLITIK yang tinggi dalam mengakomodir kepentingan,
Yang pasti Masyarakat Aceh Besar notabene lahir dan tumbuh dewasa tidak lepas dari norma-norma agama, petuah dari guree/ orang tua sepanjang hayat.
Untuk kedepan, saya berharap agar adanya dorongan atas perbaikan tata kelola pemerintahan demi tercapainya kebutuhan masyarakat yang kian terdesak, selain itu pemerintah Bersama Lembaga teknis dapat memperkuat control yang baik dalam menyikapi kebutuhan masyarakat tentu disesuaikan dengan kemampuan pemerintah agar tercipta suasana harmonisasi Bersama rakyat.
Penulis Teuku Nasrullah, profesional Muda, Peukan Bada Aceh Besar