Jakarta – Prosesi pemakaman Jenderal TNI (Purn) Pramono Edhie Wibowo (PEW) berjalan khusyuk dan khidmat, Minggu (14/6) siang.
PEW dimakamkan tepat di sebelah makam kakak kandung tercintanya, Almarhumah Ani Yudhoyono di TMP Kalibata, Jakarta Selatan. Prosesi pemakaman dilakukan dalam upacara militer dipimpin Kasad Jenderal TNI Andika Perkasa selaku inspektur upacara. Dalam prosesi tersebut, Andika turut didampingi oleh mantan-mantan Kasad dari masa ke masa.
Mewakili pihak keluarga, Letjen TNI (Purn) Erwin Sudjono menyampaikan kepergian Pramono Edhi Wubowo sangat mengagetkan semua.
“Tadi malam, saya dan keluarga sedang melaksanakan makan malam, saat istri saya tiba-tiba menerima telepon dari istri almarhum. Ibu Kiki Edhie Wibowo menyampaikan kabar bahwa almarhum jatuh sakit di Cipanas, Jawa Barat.
Katanya, Ketika kami semua tengah mengupayakan evakuasi almarhum ke RSPAD Gatot Subroto, dan memberikan optimisme atas kesembuhan almarhum, namun Tuhan Yang Maha Besar berkehendak lain. “Lima belas menit kemudian, kami mendengar kabar berikutnya, Tuhan telah memanggil Almarhum kembali ke pangkuan-Nya,” kata Erwin.
Dikatakan juga, sebagai prajurit, Edhie adalah prajurit yang profesional. Ketika masa Pilpres tahun 2004, almarhum berdinas sebagai Ajudan Presiden Megawati Soekarnoputri. Saat itu, beliau menunjukkan loyalitasnya yang paripurna kepada Presiden, meskipun kakak iparnya, juga tengah mengikuti kontestasi pemilihan Presiden.
“Edhie tetap berdinas dengan baik dan tidak pernah membawa persoalan politik kepada keluarga. Sebagai prajurit, garis politiknya jelas; Politik Negara,” lanjut Erwin.
Usai pemakaman, kepada wartawan, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) turut mengenang sosok pamannya yang penyayang.
“Kami mengenang beliau semasa hidupnya sebagai sosok yang menyayangi keluarganya. Sebagai prajurit TNI, beliau meniti karier dari bawah hingga puncak sebagai seorang Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad).
“Beliau berdinas lama di Kopassus sampai dengan menjadi Danjen Kopassus, kemudian menjadi Panglima Kostrad dan sampai dengan Kepala Staf Angkatan Darat,” ujar AHY didampingi istrinya Annisa Larasati Pohan, Edhie Baskoro Yudhoyono (EBY), dan Aliya Rajasa.
AHY meneruskan bahwa PEW adalah sosok perwira yang sangat profesional yang juga dicintai dan mencintai para prajuritnya.
“Itu yang dikenang oleh banyak pihak, dan tentu prestasi beliau sangat banyak dan ketika menjadi Kasad, beliau adalah tokoh yang memodernisasi Angkatan Darat melalui Alutsista yang modern dan memang sangat dibutuhkan TNI Angkatan Darat ketika itu,” jelas AHY.
Selain kariernya di TNI, AHY juga turut mengapresiasi kontribusi yang diberikan PEW terhadap Partai Demokrat. “Kami juga sangat mengenang segala jasa dan kerja keras beliau, terutama lima tahun terakhir di Partai Demokrat. Beliau sangat memberikan warna sekaligus juga membangun semangat dan perjuangan bagi para kader di seluruh Indonesia,” kata AHY.
Turut menghadiri upacara pemakaman ini diantaranya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia Luhut Binsar Panjaitan, Wakil Ketua MPR Zulkifli Hasan, dan Syarief Hasan, Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana Yudo Margono, Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Marsekal TNI Fadjar Prasetio, dan mantan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia tahun 2009-2014 Hatta Rajasa. (rilis)