MEUREUDU – Aleu Demam salah satu destinasi wisata alami dengan sungai dan air terjun mini dan debit air bersih yang berseri bagaikan kristal yang mengalir di rongga-ronga batu di sepanjang sungai.
Aleu Demam yang terlatak di Kemukiman Beuracan, tepatnya di daerah pengunungan yang sangat mudah ditempuh melalui roda dua atau roda empat, kini ramai didatangi warga Pidie Jaya untuk bertamasya bareng keluarga atau teman dekat
Hal ini terungkap ketika wartawan atjehwatch.com mendatangi langsung ke Aleu Demam, Minggu 21 Juni 2020.
Menurut salah satu warga kemukiman Beuracan Miswar (31) , Aleu demam sangat cocok dijadikan tempat wisata alami yang harus didukung oleh Pemerintah Pidie Jaya karena das sungai Beuracan tersebut benar benar masih begitu alami dan masih begitu adanya seperti sediakala ketika belum terjamah oleh manusia.
“Dulu saya hanya mendengar cerita dari orang tua gampong, bahwa Aleu Demam itu salah satu tempat persinggahan Aulia 44 dan saat konflik Aceh di situ tempat berkumpulnya GAM, dan kini Aleu Demam manjadi objek wisata yang setiap akhir pekan selalu ramai di kunjungi oleh masyarakat Pidie Jaya dan sekitar, mengingat objek wisata di Pidie Jaya masih minim dan luput dari perhatian pemerintah,” ujar miswar
Sementara Tgk Syamsudin, Mukim Kemukiman Beuracan Mengatakan, dari hasil musyawarah dengan seluruh tokoh Kemukiman Beuracan awalnya mendukung penuh destinasi Wisata Aleu Demam tersebut, dengan syarat sesuai dengan syariat Islam, tapi kenyataannya di lapangan banyak juga muda mudi yang belum nikah datang ke Aleu Demam secara bersamaan tidak sesuai dengan syariat Islam.
“Jika bukan mahram (suami istri) maka dilarang datang dan tidak boleh berhura-hura layaknya pesta di Aleu Demam itu, karena dulu itu tempat “keramat” dan salah satu tempat “meutapa” bagi para ulama tempo dulu”, jika memang para wisatawan lokal tidak mematuhi dan melanggar syariat Islam, maka kami akan segera menutup destinasi wisata Aleu Demam,” ujar Tgk Syamsudin.
Lanjutnya, dari beberapa hari terakhir ini setelah kami pantau langsung banyak laporan negatif dari warga, maka rencananya tempat wisata Aleu Demam itu akan segera kita tutup pekan depan.
“Setelah laporan dari masyrakat sekitar, dan pantauan langsung kami di Aleu Demam banyak pendatang yang mandi barsama berkumpul antara muda-mudi yang bukan mahram, karena tempatnya kecil otomatis membuat citra positif di mata masyarakat ketika melihat keramaian di Aleu Demam itu, maka rencana kami akan segera membuat rapat mukim dan menutup tempat wisata tersebut,” Pungkas Mukim Syamsudin dengan nada tegas.
Reporter: Muliadi