BANDA ACEH – Terkait peristiwa ditemukan bom rakitan di Jembatan Fly Over, Simpang Surabaya Kota Banda Aceh, Minggu siang (21/6), yang dibungkus dengan Bendera Bulan Bintang, Dewan Pimpinan Aceh (DPA) Partai Aceh menilai hal tersebut adalah pengalihan isu dan film lama yang selalu putar kembali.
“Itu hal biasa. Ibarat film lama yang selalu diputar-putar kembali. Terutama menjelang Peringatan 15 tahun MoU Helnsinki, tanggal 15 Agustus 2020 mendatang maupun Pilkada 2022. Tapi yakinlah, rakyat Aceh sesungguhnya sudah sangat paham dengan permainan oknum tertentu,” kata Juru Bicara DPA Partai Aceh, H. Muhammad Saleh dalam keterangan pers yang diterima Atjehwatch.com, Minggu (21/6).
DPA Partai Aceh menilai pengalaman konflik Aceh selama 30-an lebih dan kemudian terciptanya perdamaian antara GAM-Pemerintah Indonesia, 15 Agustus 2020 di Helsinki, Finlandia. Secara psikologis dan historis, telah membuat berbagai elemen rakyat Aceh sangat dewasa dalam memahami dan memaknai kondisi yang terjadi saat ini.
“Karena itu, adanya berbagai aksi propaganda dan kontra produktif terhadap kondisi Aceh damai saat ini, yang secara khusus diarahkan kepada Partai Aceh (PA) dan Komite Peralihah Aceh (KPA), justru akan semakin membuka mata rakyat Aceh terhadap berbagai upaya yang ingin merusak damai abadi di Aceh,” jelas Juru Bicara DPA Partai Aceh.
Bagi Partai Aceh, kata Muhammad Saleh, tidak ada kepentingan apapun dengan kejadian itu. Sebab, Partai Aceh mulai dari pimpinan hingga jajarannya terkecil di gampong atau desa, tetap komit untuk menjaga dan merawat perdamaian abadi di Aceh.
“Dewan Pimpinan Aceh (DPA) Partai Aceh, mengutuk keras tindakan oknum tertentu yang sengaja merusak perdamaian abadi di Aceh, untuk tujuan dan maksud tertentu. Siapa pun pelakunya,” tegasnya.
“Ada indikasi, perbuatan oknum tertentu ini, sebagai pengalihan isu terhadap berbagai masalah kemiskinan dan pengangguran yang terjadi di Aceh. Termasuk transparansi pengunaan dana Covid-19 di Aceh serta berbagai kasus yang berindikasi praktik korupsi, yang saat ini menjadi konsentrasi dari aparat penegak hukum di jajaran Polda Aceh, Kejaksaan Tinggi Aceh serta Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Itu sebabnya, DPA Partai Aceh menyatakan dukungan penuh kepada aparat penegak hukum untuk mengusutnya secara tuntas,” tambah Muhammad Saleh
DPA Partai Aceh juga meminta aparat penegak hukum mengusut tuntas peristiwa ini. Salah satunya, dengan membuka sejumlah CCTV yang ada di sekitar TKP. Sehingga kasus ini menjadi terang menderang.
“Terkait adanya bendera Bulan Bintang di TKP. Itu bukanlah sesuatu yang luar biasa. Sebab, bisa saja dilakukan oleh oknum tertentu dengan maksud dan tujuan untuk menyudutkan Partai Aceh dan KPA. Karena itu, jangan kemudian, dikait-kaitkan dengan Partai Aceh,” pungkas Muhammad Saleh.