Atjeh Watch
Advertisement
  • Nanggroe
    • Lintas Barat Selatan
    • Lintas Tengah
    • Lintas Timur
      • Nasional
  • Internasional
  • Saleuem
  • Feature
  • Olahraga
  • Sejarah
  • Sosok
  • Opini
  • Cerbung
  • Foto
  • Video
No Result
View All Result
  • Nanggroe
    • Lintas Barat Selatan
    • Lintas Tengah
    • Lintas Timur
      • Nasional
  • Internasional
  • Saleuem
  • Feature
  • Olahraga
  • Sejarah
  • Sosok
  • Opini
  • Cerbung
  • Foto
  • Video
No Result
View All Result
Atjeh Watch
No Result
View All Result
Home Sosok

Rahman; Peternak Madu Linot yang Pernah Dianggap Gila

murdani by murdani
21/06/2020
in Sosok
0
Rahman; Peternak Madu Linot yang Pernah Dianggap Gila

PRIA itu bertubuh kurus. Ia hanya tamatan SMP di Julok. Namun pengetahuan serta dedikasinya di bidang budidaya madu kelulut seperti profesor di universitas ternama.

Ia adalah Rahman, 37 tahun, warga Ujong Tunong, Kecamatan Julok, Kabupaten Aceh Timur. Dari pedalaman ini lah kini madu linot terkenal hingga ke seluruh Indonesia.

“Saya sudah budidaya madu hampir 4 tahun. Tujuh bulan pertama dianggap seperti orang gila,” kata Rahman di depan Syech Fadhil yang bertandang ke kediamannya, Minggu 21 Juni 2020.

Di awal awal merintis budidaya madu linot, kata dia, banyak warga yang pesimis jenis usaha yang dirintisnya itu.

“Banyak yang mengatakan tidak mungkin. Saya pun sering malam malam di tengah hutan untuk mencari linot,” katanya.

Rahman mengaku belajar budidaya madu linot dari handphone.

Ia mencari informasi sebanyak mungkin dari mesin pencari Google dan kemudian menerapkannya dalam praktek sehari hari. Karena tidak memiliki guru, berulangkali usahanya berujung kegagalan.

“Namun saya pantang menyerah. Menurut saya, tidak ada yang mustahil. Kemudian saya berangkat ke Malaysia untuk belajar budidaya di sana. Saya sudah dua kali ke Malaysia selama 4 tahun terakhir. Dari apa yang saya pelajari di sana kemudian saya terapkan di sini. Alhamdulillah cukup berhasil,” ujar pria lajang ini.

Rahman kemudian mengajak sejumlah pemuda di Ujong Tunong untuk belajar yang sama. Sayangnya, hanya beberapa dari mereka yang kemudian ikut serta. Para pemuda di sana tetap menganggap budidaya madu linot adalah hal yang gila.

“Saya sendiri tetap fokus pada budidaya madu linot. Sarang linot juga kami tempatkan di rumah rumah warga yang mau ikut serta dengan sistem bagi hasil. Mereka hanya perlu menjaga sarang tak jatuh. Per 40 hari sekali kami panen,” kata Rahman.

Kini dari usaha yang dirintisnya, Rahman bisa meraih omset 6 hingga 7 juta perbulannya. Hasil ini di luar bagi hasil kepada warga yang mau ditempatkan sarang linot.

“Sebenarnya cukup simple. Warga hanya perlu menjaga sarang. Kemudian panen 40 kali sekali. Di luar itu, mungkin hanya perlu menanam bunga untuk makanan linot agar madu yang dihasilkan lebih berkualitas,” kata Rahman.

Rahman berharap suatu saat Ujong Tunong menjadi desa budidaya madu linot dengan rumah warga yang penuh bunga dan wangi.

Menurut Rahman, saat ini ada hampir 100 orang lebih peternak madu linot di Aceh. Sekitar 70 orang di antaranya adalah peternak madu linot binaan darinya.

“Saya tidak meminta uang kepada warga yang ingin belajar. Hanya ongkos kendaraan. Mereka tersebar di sejumlah kabupaten kota. Harapan besar saya, suatu saat peternak madu linot tersebar di semua kabupaten kota di Aceh,” ujar dia lagi.

Saat ini, katanya, madu linot dipublikasi melalui akun media sosialnya. Warga yang tertarik menghubunginya dan kemudian dikirim melalui jasa antar barang.

“Alhamdulillah sekarang sedikit demi sedikit mulai terasa. Doakan Syech Fadhil agar usaha saya berjalan lebih baik kedepan,” kata dia.

Tags: Budidaya Madu LinotMadu Linotsyech fadhil
Previous Post

Masjid Al-Magfirah Kampung Le-Reulop Gelar Shalat Gerhana Matahari

Next Post

Aceh Kreatif Yakin Aminullah Mampu Kembali Pulihkan Ekonomi Masyarakat Pasca Pendemi

Next Post
Aceh Kreatif Siap Dukung Sejumlah Instansi di Aceh Selatan untuk Berbenah

Aceh Kreatif Yakin Aminullah Mampu Kembali Pulihkan Ekonomi Masyarakat Pasca Pendemi

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terbaru

Krak, Seribu Guru Ngaji di Bireuen Dilatih Tahsin Alquran Bersanad

Krak, Seribu Guru Ngaji di Bireuen Dilatih Tahsin Alquran Bersanad

03/12/2023
Santri dan Guru Dayah Darul Quran Aceh Raih Sejumlah Juara di MTQ Tingkat Provinsi di Simeulue

Santri dan Guru Dayah Darul Quran Aceh Raih Sejumlah Juara di MTQ Tingkat Provinsi di Simeulue

03/12/2023
Silaturrahmi dengan Wamenkominfo, Rektor UIN Ar-Raniry Bahas Rencana Kerja Sama

Silaturrahmi dengan Wamenkominfo, Rektor UIN Ar-Raniry Bahas Rencana Kerja Sama

03/12/2023
Wapres AS Tegur Keras Israel: Terlalu Banyak Warga Sipil Terbunuh

Wapres AS Tegur Keras Israel: Terlalu Banyak Warga Sipil Terbunuh

03/12/2023
Ustad Alex, Korban Penembakan di Tangerang Dikenal Baik dan…

Satu Mahasiswa Palestina Korban Penembakan di AS Alami Kelumpuhan

03/12/2023

Terpopuler

230 Penyuluh Pertanian di Pidie Data e-RDKK, Apa Itu?

230 Penyuluh Pertanian di Pidie Data e-RDKK, Apa Itu?

30/11/2023

Ini Urutan Para Juara MTQ XXXVI Aceh di Simeulue

Muslim: Demokrat Aceh Target Peroleh 13 Kursi DPRA dan 78 Kursi DPRK

Enam Anggota DPRK Pidie Sedang Diproses Kelengkapan Adminitrasi untuk Diganti

PN Sigli Tolak Gugatan Perkara KIP Pidie

  • Home
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

© 2022 atjehwatch.com

No Result
View All Result
  • Nanggroe
    • Lintas Barat Selatan
    • Lintas Tengah
    • Lintas Timur
      • Nasional
  • Internasional
  • Saleuem
  • Feature
  • Olahraga
  • Sejarah
  • Sosok
  • Opini
  • Cerbung
  • Foto
  • Video

© 2022 atjehwatch.com