Jakarta – Anggota DPR-RI, Dr Muhammad Kadafi, memberi respon positif pada masyarakat Aceh yang menyelamatkan pengungsi Rohingya. “Suasana kebatinan masyarakat Aceh memang penuh rasa kemanusiaan. Apalagi Aceh juga pernah mengalami musibah tsunami dan seluruh dunia menolongnya,” kata Kadafi di Jakarta, Selasa (30/06/2020).
Putra Aceh yang terpilih menjadi anggota DPR-RI dari Provinsi Lampung ini jelas sangat memahami kultur masyarakat Aceh secara mendalam. “Masyarakat Aceh memiliki adat “peumulia jamee”, memuliakan tamu. Jadi begitu mereka melihat ada orang yang terdampar di tengah lautan, maka refleksi kemanusiaannya yang muncul. Bahkan mereka menganggapnya tamu dan harus dimuliakan,” kata Kadafi. “Peumulia jamee adalah nilai-nilai yang diterapkan Islam, dan itu menjadi budaya masyarakat Aceh.”
Melihat penderitaan sekelompok orang terombang-ambing di lautan, kata Kadafi, maka yang diutamakan adalah rasa kemanusiaan. “Apa yang dilakukan oleh rakyat Aceh tersebut adalah refleksi nurani mereka yang bicara. Sebagaimana kaykinan berdasarkan Islam yang mereka hayati. Sebaliknya, mereka akan terperangkap rasa berdosa sepanjang hayat jika membiarkan sekumpulan anak manusia yang menderita di tengah lautan,” katanya.
Jadi, kata Kadafi, semua pihak harus memaklumi suasana kebatinan rakyat Aceh dalam memandang penderitaan sesama manusia. Puluhan warga Rohingya diselamatkan nelayan dari perairan Aceh Utara, pada Rabu (24/06/2020). Mereka diduga terkatung-katung di laut setelah kapal yang mereka tumpangi rusak. Mereka menumpang Kapal KM Nelayan 2017.811 yang mengalami kerusakan di lokasi lebih-kurang 4 mil dari pesisir Pantai Seunuddon, Kecamatan Seunuddon, Aceh Utara.
Para pengungsi Rohingya yang diselamatkan nelayan itu sempat dilarang turun dari kapal. Warga kemudian ramai-ramai ke lokasi untuk membawa mereka ke daratan. Kini mereka ditampung bekas Kantor Imigrasi Lhoksemauwe.
Menurut informasi yang diperoleh Kadafi, pemerintah sekarang berupaya memenuhi kebutuhan dasar para pengungsi, pemberian penampungan sementara, dan pelayanan kesehatan. “Selain itu juga dilaksanakan protokol kesehatan guna mencegah penularan virus COVID-19 di kalangan migran Rohingya,” kata Kadafi.
Selain itu, Kadafi mendorong pemerintah bekerjasama dengan Badan Urusan Pengungsi PBB (UNHCR) dalam menangani pengungsi. Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) sudah menyatakan pemerintah Indonesia terus berupaya agar terciptanya kondisi yang kondusif di Rakhine State agar para pengungsi Rohingya bisa kembali dengan selamat.
Disebutkan dalam situs resmi Kemenlu, perjalanan laut yang tidak aman ini dipastikan akan terus terjadi sepanjang akar masalah tidak diselesaikan.
“Bagi Indonesia, upaya menciptakan kondisi kondusif di Rakhine State penting untuk terus dilakukan agar etnis Rohingya dapat kembali secara sukarela, aman dan bermartabat di rumah mereka, di Rakhine State,” kata Kemenlu dalam keterangan resminya, Jumat (26/06/2020).