TAKENGON – Bupati Aceh Tengah, Drs Shabela Abubakar mengadakan rapat kordinasi dengan empat kepala dinas, di antarantanya Bappeda, Dinas Sosial, Dinas Linkungan Hidup, dan Dinas Kominfo. Acara tersebut digelar di Gedung Ummi Pendopo Bupati, Kamis (3/7/2020).
Acara tersebut dihadiri oleh Pendamping Desa Kabupaten Aceh Tengah. Menurut Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Aceh Tengah, Subhan Sahara, rapat diadakan secara mendadak sehingga pihaknya belum bisa menyampaikan laporan secara sempurna.
“Kami mendapat informasi acara hari ini baru tadi malam, jadi minta maaf kalo persiapan kami belum sempurna,” ungkap Subhan Sahara.
Ada dua topik yang menarik dari pembahasan rapat tersebut yaitu persoalan sampah dan Bantuan Langsung Tunai Danas Desa (BLT-DD) atau Bantuan Sosial Tunai (BST).
Menurut Subhan Sahara , persoalan sampah belum bisa diatasi secara maksimal. Sampah di Aceh Tengah mencapai 100 ton per hari, namun penyelesaiannya sekitar 22% . Ada dua puluh satu armada pengangkut sampah tapi hanya enam belas yang bisa dimanfaatkan secara optimal, sementara sebahagian armada sangat di khawatirkan kondisinya.
Untuk itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup meminta agar armada ini ditambah sejumlah enam dum truck agar permasalahan bisa diselesaikan.
“Saya kira permasalahan sampai sampai hulu ke hilir, sebahagian masyarakat memberikan solusi karena dia cinta dengan negeri ini. Jangan malah masyarakan hanya menyalahkan penyelenggara negara saja,” tutur Subhan.
Permasalahan sampah di hilir yaitu Tempat Pembuangan Akhir (TPA), menurut Subhan, ada sedikit gejolak di masalah lahan. Masyarakat memandang lahan sampah dekat dengan pemukiman adalah sebuah penghinaan, padahal sampah bisa dijadikan sumber daya penghasilan.
“Namun saat ini sedang diproses calon lokasi TPA di Blang Kekumur. Semoga ini terwujud agar bisa secepatnya diolah sampah menjadi sumber daya ekonomi kembali melalu mesin tekhnologi,” tambah Subhan.
Hal ini ditanggapi oleh Kepala BAPPEDA Aceh Tengah, Amir Hamzah. Menurutnya, agar armada pengangkut sampah stand by di Kota Takengon setiap harinya. Satu armada kontainer menunggu di Tan Saril untuk membawa ke TPA.
“Mungkin usulan saya agar armada seperti roda tiga atau dum truck berada di Kota Takengon agar masyarakat bisa membuang sampah langsung ke armada pengangkut. Kemudian satu kontainer menunggu di Tan Saril jika sudah penuh langsung di antar ke TPA,” ujar Amir Hamzah.
Terkait BLT-DD dan BanSos, salah satu peserta pendamping desa yang hadir dalam acara tersebut menyatakan bahwa penyebab terjadinya keributan di desa antara masyarakat dengan kepala desa adalah tidak efektifnya penerima bantuan tersebut.
Hal ini ditaggapi langsung oleh Bupati Aceh Tengah, Shabela Abubakar. Ia mengatakan bahwa dampak dari Covid-19 ini bukan ekonominya yang dahulu tapi harus melihat kepada lingkungan kehidupan penerima bantuan yang sekarang.
“Mungkin ekonominya terdahulu berlebih akibat covid jadi tekor. Misalnya dia kaya dulunya tapi punya istri tiga anak sembilan, sehinnga dampak dari Covid, ekonominya melemah. Ini kan harus kita bantu,” ungkap Bupati Aceh Tengah.
Usai rapat. Tenaga Ahli Bupati Aceh Tengah, yang Zulfikar kepada Atjehwatch.com menyebutkan, persoalan rapat bersama empat kepala dinas hari ini mematuhi protokol kesehatan Covid-19 agar tidak terlalu ramai dan isu rapat hari ini mengenai empat kepala dinas terkait.
“Yang pertama agar tidak mengadakan rapat terlalu ramai untuk mematuhi protokol kesehatan Covid-19. Insya Allah kita akan mengadakan bersama dinas yang lain tapi untuk jadwalnya belum di tentukan,” tutup Zulfikar.
Reporter: Romadani