Jakarta – Maskapai Virgin Australia mengumumkan akan menutup anak perusahaan Tigerair dan memberhentikan (PHK) 3.000 staf karena terdampak pandemi virus corona. Virgin Australia mengatakan bahwa mereka akan memangkas anggaran Tigerair Australia sambil mempertahankan 6.000 staf yang ada.
Perusahaan pun akan melanjutkan penangguhan penerbangan internasional jangka panjang dan memensiunkan sebagian armadanya.
Pasalnya, pembatasan perjalanan Australian kemungkinan akan tetap terbatas hingga 2021.
“Permintaan untuk perjalanan internasional dan domestik jarak pendek kemungkinan akan memakan waktu setidaknya tiga tahun untuk kembali ke tingkat sebelum covid-19,” kata CEO Virgin Australia Paul Scurrah dalam pernyataan, Rabu (5/8).
Scurrah mengungkap perusahaannya harus melakukan perubahan agar tetap bisa bertahan dalam industri.
Raksasa ekuitas swasta Amerika Serikat Bain Capital berhasil dalam tawaran pengambilalihan Virgin Australia pada akhir Juni lalu.
Industri penerbangan global menghadapi krisis terbesarnya hingga saat ini, dengan banyak perusahaan besar yang mencari miliaran dolar untuk menghentikan ‘pendarahan’ keuangan. Sementara, sisanya terpaksa gulung tikar.
Sebelum pandemi, maskapai Virgin Australia telah berjuang melawan maskapai besar Qantas.
Scurrah meramalkan jika perjalanan pulih ke tingkat pra-pandemi, maskapai penerbangan yang sukses akan terlihat sangat berbeda dengan cara yang mereka lakukan sebelumnya.
Maskapai membutuhkan modal jangka panjang dan basis biaya yang lebih rendah untuk bertahan.