Jakarta – Peneliti mengklaim menemukan jejak kaki manusia berusia 120 ribu tahun di Arab Saudi.
Peneliti menyebut jejak kaki itu milik sekelompok homo sapiens yang berhenti untuk minum dan mencari makan di danau dangkal yang juga sering dikunjungi unta, kerbau, dan gajah yang lebih besar dari spesies mana pun yang terlihat saat ini.
Temuan terperinci itu direkonstruksi oleh para peneliti dalam sebuah studi baru yang diterbitkan di Science Advances menyusul penemuan jejak kaki manusia dan hewan purba di Gurun Nefud yang memberi petunjuk baru tentang rute yang diambil nenek moyang kuno manusia saat mereka menyebar keluar dari Afrika.
Melansir Phsy, Jumat (18/9), penulis pertama makalah tersebut, Mathew Stewart dari Institut Max Planck untuk Ekologi Kimia Jerman mengatakan bahwa jejak kaki itu ditemukan selama penelitian PhD-nya pada tahun 2017 setelah erosi sedimen di sebuah danau kuno yang dijuluki ‘Alathar’.
“Jejak kaki adalah bentuk unik dari bukti fosil yang memberikan gambaran singkat dalam waktu, biasanya mewakili beberapa jam atau hari, resolusi yang cenderung tidak kami dapatkan dari catatan lain,” kata Planck.
Cetakan diberi tanggal menggunakan teknik yang disebut pendaran terstimulasi optik.
Saat ini, Semenanjung Arab dicirikan oleh gurun yang luas dan gersang yang tidak ramah bagi orang-orang awal dan hewan yang mereka buru. Tetapi, penelitian selama dekade terakhir menunjukkan bahwa lokasi itu mengalami kondisi yang jauh lebih hijau dan lebih lembab karena variasi iklim alami.
Secara total, tujuh dari ratusan cetakan yang ditemukan diidentifikasi sebagai hominin. Sedangkan termasuk empat cetakan ditafsirkan sebagai dua atau tiga individu yang bepergian bersama.
Para peneliti berpendapat bahwa jejak kaki itu adalah milik manusia modern secara anatomis berdasarkan perkiraan tinggi dan massa yang disimpulkan dari cetakan.
“Tampaknya orang-orang ini mengunjungi danau untuk mencari sumber air dan hanya untuk mencari makan pada saat yang sama dengan hewan dan mungkin juga untuk memburu mereka,” ujar Planck.
Melansir AFP, gajah yang telah punah di wilayah Levant sekitar 400 ribu tahun yang lalu menjadi mangsa yang sangat menarik bagi homo sapiens. Selain itu, kehadiran gajah di lokasi itu juga menunjukkan sumber air tawar dan tanaman hijau yang melimpah.
Selain jejak kaki, sekitar 233 fosil ditemukan, dan kemungkinan karnivora tertarik pada herbivora di Alathar, mirip dengan yang terlihat di sabana Afrika saat ini.
Menurut makalah tersebut, fosil pertama kali dicatat untuk homo sapiens di luar Afrika antara sekitar 210 dan 180 ribu tahun di selatan Yunani dan Levant.
Makalah baru menunjukkan rute manusia purba itu mengikuti danau dan sungai untuk menyebar keluar dari Afrika.
“Kehadiran hewan besar seperti gajah dan kuda nil, bersama dengan padang rumput terbuka dan sumber daya air yang besar, mungkin telah membuat Arabia utara menjadi tempat yang sangat menarik bagi manusia yang bergerak antara Afrika dan Eurasia,” ujar Planck.
Sumber: CNNIndonesia