BANDA ACEH – Head of Corporate Communication PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) Eko Nopiansyah menyampaikan permohonan maaf atas permasalahan jaringan Anjungan Tunai Mandiri (ATM) yang terjadi di berbagai wilayah di Aceh. Dari hampir 900 unit ATM yang dimiliki BSI di Aceh, sekitar 450 unit di antaranya belum berfungsi optimal.
“Untuk itu kami mengerahkan tenaga-tenaga ahli IT kami untuk membenahi ATM-ATM tersebut. Mudah-mudahan sebelum Lebaran sebanyak 110 unit ATM dari 450 unit (yang belum optimal) tadi, bisa berjalan dengan baik dan dapat melayani kebutuhan masyarakat,” tutur Eko dalam keterangannya yang dikutip Minggu, 9 Mei 2021.
Terkait hal tersebut, saat ini Bank Syariah Indonesia sedang berusaha maksimal untuk mengatasi berbagai persoalan yang dikeluhkan nasabah di Aceh. Saat ini pihaknya sudah menerjunkan 31 tenaga ahli Teknologi Informasi untuk mempercepat proses migrasi mesin ATM.
Adapun tim tenaga ahli Teknologi Informasi yang didatangkan khusus dari Jakarta itu disebar tugasnya ke dalam tiga area layanan, yaitu Banda Aceh, Lhokseumawe, dan Meulaboh. Saat ini pihaknya membutuhkan waktu untuk mengintegrasikan semua sistem yang sudah menerapkan Qanun Lembaga Keuangan Syariah (LKS).
“BSI memahami sepenuhnya kesulitan dan keluhan masyarakat Aceh. Untuk itu, Bank Syariah Indonesia berkomitmen untuk mempercepat proses migrasi di Aceh,” tegas Eko.
Sementara itu, Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh Tgk. Faisal Ali mengimbau masyarakat Aceh untuk tidak mudah memberikan kecaman kepada lembaga keuangan syariah. Sebab, proses perubahan sistem bukan sesuatu yang mudah dilakukan dan membutuhkan energi yang luar biasa.
Dia bilang, dalam mengimplementasikan layanan keuangan syariah juga membutuhkan perhatian dan kerja keras seluruh pihak. Tidak hanya menjadi tanggung jawab bank, tapi semua masyarakat juga perlu untuk turut berpartisipasi.
“Jadi jangan permasalahan teknologi, mudah sekali kita mengecam bahwa ini tidak syariah dan lain sebagainya. Kita harus mengakui dan memahami bahwa mengubah sistem bukan hal yang mudah,” paparnya.
Dia bilang, melalui komitmen dan sumber daya mempersiapkan sistem. Pada suatu saat, rakyat Aceh dan Indonesia pada umumnya akan melihat kenyamanan dalam melakukan transaksi dengan perbankan syariah.