Jakarta – Pemimpin junta Myanmar Jenderal Min Aung Hlaing dilaporkan terbang ke Rusia untuk menghadiri konferensi internasional. Hal itu sekaligus menjadi perjalanan keduanya ke luar negeri sejak kudeta 1 Februari lalu.
Menurut media junta militer, MRTV yang dilansir Reuters, Aung Hlaing berangkat ke Moskow untuk menghadiri konferensi Keamanan Internasional yang digelar pada 22-24 Juni.
Sebelumnya, Aung Hlaing melakukan perjalanan ke luar negeri untuk menghadiri konferensi tingkat tinggi ASEAN di Jakarta pada akhir April.
Kudeta di Myanmar menjadi sorotan banyak pihak dan lembaga internasional, salah satunya Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Majelis Umum PBB telah menyerukan embargo senjata ke Myanmar. Mereka juga mendesak militer menghormati hasil Pemilu November dan membebaskan tahanan politik, termasuk Aung San Suu Kyi.
Namun Kementerian luar negeri Myanmar versi junta menolak resolusi PBB tersebut. Ia menyebut resolusi itu hanya, “berdasarkan tuduhan sepihak dan asumsi yang salah.”
Mereka juga telah mengirimkan surat keberatan kepada Sekjen dan presiden Majelis Umum PBB.
Sementara Utusan Myanmar untuk PBB versi pemerintahan yang digulingkan, Kyaw Moe Tun memberikan suara untuk mendukung resolusi tersebut.
Tun menolak kudeta dan menepis klaim junta militer bahwa dia tidak lagi mewakili Myanmar. PBB sendiri pun masih menganggapnya sebagai utusan yang sah.
Perlawanan pun terus menjadi-jadi mulai dari gerakan pembangkangan sipil hingga pembentukan milisi rakyat.
Merespons perlawanan itu, junta militer menggunakan tindak kekerasan seperti menembak hingga membunuh untuk meredam protes.
Berdasarkan data dari Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP) korban tewas di tangan junta mencapai 872, sementara yang ditahan sebanyak 5.033 orang.