SIGLI – Sekretaris Jenderal DPR RI, Dr. Ir. Indra Iskandar, M.Si, berziarah mengunjungi makam Panglima Gerakan Aceh Merdeka (GAM), Teungku Abdullah Syafiie yang berada di Kayee Jatoe Cubo Kecamatan Bandar Baru, Kabupaten Pidie Jaya.
Kehadiran beliau didampingi oleh Kabag Protokol Kesetjenan DPR RI, Najib Ibrahim, S.Ag, MH dan difasilitasi oleh Ketua DPRK Pidie, Mahfuddin Ismail, M.A.P.
Kedatangan mereka disambut oleh tokoh agama dan perangkat Gampong setempat, Sabtu 26 Juni 2021.
Namun kedatangan rombongan ini tidak berlangsung lama, atau lebih kurang hanya 2 jam.
Sesampai di pusara Teungku Lah, rombongan berbincang bincang dengan tokoh masyarkat setempat kemudian melakukan zikir dan do’a bersama yang dipimpin oleh Waled Ridwan Umar tokoh agama setempat. Kemudian setelah selesai samadiyah, Sekjend juga mendengar cerita dari seorang anggota GAM dan juga pengawal Alm. Tgk. Abdullah Syafiie, Bang Surya Efendi, saat bergerilya hingga terlibat kontak tembak yang mengakibatkan Panglima GAM yang paling karismatik tersebut meninggal dunia di tahun 2002 bersama Istri tercinta, penasehat dan pengawalnya.
Bukan tidak ada alasan, Indra Iskandar mengunjungi makam tersebut, karena sosok itu juga pernah terlibat menjadi penyambung pertemuan salah satu menteri di Era Presiden Gus Dur bertemu yaitu Alm. Bondan Gunawan dengan Panglima GAM tersebut sekitar 2000 silam.
Ketua DPRK Pidie, Mahfuddin Ismail, yang menjemput dan mengantarkan Indra Iskandar ke makamnya di Cubo kepada wartawan mengatakan dirinya mendampingi Sekjen DPR RI tersebut karena yang bersangkutan sengaja datang ke Aceh karena memang sudah lama bercita-cita untuk mengunjungi makam Tgk. Lah (panggilan akrab panglima).
“Beliau rindu akan almarhum yang sangat berkharisma dan menjadi tokoh penting dalam pergerakan ini. Selain beliau adalah putra asal Aceh, beliau juga kenal baik dengan Panglima Tgk. Abdullah Syafiie pada masa konflik dulu. Hari ini beliau hadir untuk mengenang kembali masa masa yang penuh persahabatan di masa lalu,” kata politisi Partai Aceh tersebut.
Sekjend Pak Indra Iskandar kepada media juga menyampaikan bahwa sejarah Aceh penuh dengan pergolakan dari masa penjajahan Belanda, Jepang, orde lama, orde baru hingga era reformasi.
“Berziarah ke tokoh-tokoh Aceh yang pernah terlibat dalam pergolakan dan dinamika Aceh untuk selalu mengingatkan kita bahwa Aceh dibangun dari perjuangan panjang untuk mencapai keadilan dan kesejahteraan. Dan itu tidak boleh berhenti smpai terwujud Aceh yang benar-benar sejahtera dan berkeadilan,” katanya.
Sepulang dari makam Tgk Lah, rombongan ini menuju kembali ke Banda Aceh untuk kembali ke Jakarta.
Indra Iskandar juga menyempatkan berziarah ke makam Ulama Aceh sekaligus Gubernur Sumatra Abu Daud Beureu’eh di Komplek Mesjid Al Mujahidin Beureuneun Kabupaten Pidie.