JAKARTA – Jaringan Bisnis Aceh (Aceh Business Network) menyesalkan batalnya penandatangan kerjasama antara Pemerintah Aceh dan Durbin Energy, sebagaimana diakui Juru Bicara Pemerintah Aceh, MTA mengatakan bahwa penandatangan MoU tersebut ditunda dikarenakan pihak Murban Energy belum siap.
“Ini bukan soal siap dan tidak siap, tetapi komunikasi Pemerintah Aceh dengan pihak kedutaan besar Indonesia di Dubai dan pihak Murban Energy yang memang kurang baik. Ini unclear communication,” kata Anggota Jaringan Bisnis Aceh, H. Nazaruddin Ibrahim kepada media ini Senin (8/11).
Ini, menurut Nazar, sungguh memalukan dan menambah catatan panjang “sulitnya” investasi di Aceh.
Pihak Pemerintah Aceh menurut Nazar, terlalu percaya diri bahwa pihak Murban Energy akan investasi di Aceh. Berbagai cara dilakukan untuk menyakinkan pihak investor termasuk menyiapkan draf MoU dan membawa seabrek rombongan dari Aceh untuk menyakinkan investor.
“Padahal Murban Energy juga tahu, kalau kesiapan Aceh dalam mengelola investasi itu tidak siap,” ujarnya.
Semua orang tahu, tambah Nazar, kinerja Pemerintah Aceh dalam mengelola anggaran daerah terburuk sepanjang sejarah setelah Perdamaian Aceh. Tiap tahun triliunan dana Aceh berlebih dan menjadi SILPA (Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran]. Tahun 2019 Silpa Aceh sebesar Rp2,84 Triliun, sedangkan tahun 2020, Aceh Silpa Rp 2,96 Triliun, yang di tahun 2021 ini kemungkinan juga SILPA.
“Jadi ngapain cari malu sampai ke Dubai, apa ga cukup malu di kampung sendiri, akibat ga becus dalam mengelola dana?” tanya Nazar.
Hal senada disampaikan Fakhrulsyah Mega. Menurutnya, adalah berlebihan jika Pemerintah Aceh terus menerus meminta-minta ke investor asing agar mau investasi di Aceh, sementara iklim investasi belum terbangun dgn baik.
“Uang Aceh saja gak habis dibelanjakan untuk menggerakkan roda ekonomi Aceh yang saat ini (semester III) pertumbuhan ekonomi hanya 2,82 % Aceh urutan kedua dari bawah di Sumatera.”
“Dan fokus pada peningkatkan kualitas hidup rakyat Aceh Yang dimiskinkan secara structural. Semestinya, tunjukkan kinerja yang baik, wujudian target-target Aceh Hebat, dan bangun iklim investasi Aceh Hebat bersama investor dalam negeri, baru mengundang pihak investor luar,” ujar Fakhrulsyah Mega.
Menurut penggagas dan anggota Jaringan Bisnis Aceh ini, apa yang terjadi di Dubai juga menerangkan, bahwa pihak Pemerintah Aceh lemah dalam membangun jaringan deplomasi business.
“Dalam Surat Kedubes RI di Dubai sudah dijelaskan, bahwa pihak Murban Energy akan melakukan review (mempelajari dan mengevaluas) draft MoU yang disampaikan Gubernur melalui KBRI, ya bersabar, sambil memperbaiki hal-hal yang masih belum clear,” tambah Fakhrul.