Banda Aceh – Kegiatan bedah buku autobiografi Kepala Pusat Data dan Informasi Perpustakaan Nasional RI, Taufiq A Gani, yang berjudul Impikan dan Lakukan: Sebuah Kisah Hidup Taufiq A Gani berlangsung dengan sukses. Kegiatan yang semula direncanakan berlangsung di Ruang Adnan Ganto UPT Perpustakaan Universitas Syiah Kuala (USK) terpaksa dipindahkan ke ruangan lain karena jumlah peserta yang membeludak. Meski panitia membatasi jumlah peserta luring hanya 50 orang saja, tetapi yang hadir lebih dari tiga kali lipatnya. Sementara yang mengikuti secara virtual lewat Zoom mencapai 200 lebih peserta.
Bedah buku ini berlangsung dari pukul 09.00—12.00 WIB, Jumat, 20 Mei 2022, dan dibuka oleh Rektor USK, Prof. Dr. Ir. Marwan, IPU. Menghadirkan dua pembedah, yaitu dosen Ilmu Perpustakaan Universitas Indonesia, Dr. Luki Wijayanti, S.S. M.Hum., dan jurnalis senior Serambi Indonesia, Yarmen Dinamika, serta dipandu oleh akademisi UIN Ar-Raniry, Zikrayanti MLIS.
Dalam kesempatan itu Prof Marwan mengapresiasi lahirnya buku autobiografi Taufiq A Gani yang sebelum meniti karier di level nasional pernah dua periode menggawangi UPT Perpustakaan USK sejak 2012—2019 dan menakhodai UPT Percetakan USK pada 2019—2021. Ia berharap kehadiran buku ini bisa menjadi sumber inspirasi dan motivasi yang menggerakkan siapa pun khususnya dosen, pustakawan, maupun mahasiswa untuk berkarya dan berprestasi di mana pun mereka berkhidmat.
“Banyak inspirasi yang kita temukan dari Pak Taufiq kita jalankan di sini, baik di perpustakaan maupun dalam periode kepemimpinan di USK. USK belajar sedikit banyak juga dari Pak Taufiq, beliau selalu punya dream, USK juga punya dream, salah satunya ke depan ingin menjadi perguruan tinggi negeri berbadan hukum dan insyaallah segera terwujud. Orang hidup harus selalu punya dream, kalau tidak akan mati,” ujarnya.
Dengan berbagai inisiatif yang dilakukan selama kepemimpinan Taufiq kata Prof Marwan, kini Perpustakaan USK sudah berbasis online dan sistem pembayaran sudah menggunakan metode nontunai atau cashless. Inisiatif ini menurutnya sejalan dengan konsep PTN BH yang mengharuskan perguruan tinggi untuk menjalankan unit-unit bisnisnya secara profesional. “Perpustakaan melalui terobosan yang dilakukan semasa Pak Topgan sudah memulainya lebih dulu,” ujarnya.
Sementara itu, Yarmen Dinamika yang tampil sebagai pembedah pertama dalam kesempatan ini secara umum memaparkan pencapaian-pencapaian Taufiq A Gani yang akrab disapa Topgan selama memimpin UPT Perpustakaan USK. Di antara pencapaian itu ialah pengembangan informasi teknologi yang ditandai dengan lahirnya terobosan-terobosan berbasis IT seperti Electronic Theses and Dissertation, teknologi Radio Frequency Identification, dan pengembangan Unsyiah Integrated Library Information System.
Di antara pencapaian yang menurut Yarmen luar biasa ialah berhasil membawa UPT Perpustakaan sebagai unit pertama di USK yang memperoleh ISO 9001 untuk Sistem Manajemen Mutu, ISO 27001 Sistem Keamanan Informasi, ISO 20000 Sistem Manajemen Layanan IT dan akhirnya mendapatlan SNI Award. Inovasi-inovasi inilah yang membuat UPT Perpustakaan USK menjadi terkemuka. Topgan juga memprakarasi terbentuknya UKM Literasi yang menjadi UKM berbasis literasi pertama di Indonesia.
“Banyak sekali terobosan yang dilakukan oleh Pak Topgan dan itu ditulis dengan baik di dalam buku ini,” kata Yarmen yang biasanya sering membedah buku biografi, tetapi pada kali ini mendapat kesempatan membedah buku autobiografi.
Yarmen juga banyak memaparkan dari sisi teknis yang secara kualitas meliputi empat hal, yaitu ide, bahan, bahasa, dan teknik penyajian. Dari teknik penyajian dipengaruhi oleh beberapa hal di antaranya sampul buku, konteks tulisan, konten, dan catching. Dari segi sampul menurut Yarmen sudah sangat menarik, perpaduan antara warna, judul, dan jenis font tampak serasi.
“Saya senang dengan buku ini karena covernya tersenyum yang menunjukkan kegembiraan dan optimisme, apalagi katanya dulu Pak Topgan ini susah tersenyum,” kata Yarmen menyentil salah satu bagian di dalam buku ini yang menceritakan tentang proses pengembangan kepribadian Topgan.
Meski begitu Yarmen juga menemukan adanya beberapa kesalahan ketik (tipo). Hal ini menurutnya perlu menjadi catatan bagi siapa pun yang ingin terjun ke dunia kepenulisan, khususnya yang tertarik dengan dunia penyuntingan. Catatan lainnya ialah tidak adanya catatan kaki untuk menjelaskan beberapa hal yang memerlukan informasi tambahan, seperti peristiwa bersejarah Prang Cumbok.
Senada dengan Yarmen, Dr. Luki mengatakan bahwa daya pikat sebuah buku terletak pada dua hal, yaitu tampilan dan isi. Sampul buku ini menurut Luki sangat memikat karena merepresentasikan sosok maupun pribadi seorang Topgan yang dinilai khas dengan senyum dan matanya yang tajam.
“Buku ini sangat eye catching, selain itu ukurannya juga sangat ideal karena mudah dipegang dan ringan sehingga mudah dibawa-bawa. Dan pemilihan kertas yang bukan warna putih (bleaching) selain lebih ramah lingkungan juga membuat mata nyaman ketika membacanya,” katanya.
Dari segi isi, cerita-cerita di dalam buku ini menunjukkan penulisnya sebagai sosok yang visioner dan selalu memupuk visi itu dengan impian-impian baru. Namun, yang terpenting ialah impian-impian itu berhasil diwujudkan oleh Topgan dengan semangat dan keuletan, serta manuver-manuver teknis lainnya. Hal-hal positif inilah yang menurut Luki membuat seorang Topgan berhasil menjadikan UPT Perpustakaan sebagai batu pijakan untuk lesatan kariernya.
Bedah buku ini berhasil mendulang antusiasme peserta yang terlihat dari banyaknya respons peserta. Di antara mereka ada yang menyarankan agar para penulis ke depan bisa mempertimbangkan untuk menghadirkan buku-buku dalam huruf braile agar bisa dibaca oleh para tunanetra.
Sebelum menjadi Kepala Pusdatin Perpusnas RI dan hijrah ke Jakarta, Taufiq A Gani yang akrab disapa Topgan merupakan Kepala UPT Perpustakaan Universitas Syiah Kuala Banda Aceh dan mengajar di Fakultas Teknik USK.
Taufiq menuliskan kisah hidupnya dalam buku ini sejak awal 2020. Saat itu, ketika pandemi Covid-19 mulai masuk ke Aceh, aktivitasnya pun turut berubah. Dari yang sebelumnya banyak dilakukan secara offline, beralih menjadi aktivitas online. Taufiq memanfaatkan anjuran pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) untuk menuliskan kisah hidupnya. Buku ini bisa dibaca secara gratis di Google Book melalui tautan https://impikanlakukan.topgan.id/baca.[]