JANTHO – Direktur Forum Bangun Aceh (FBA) gelar pelatihan Peningkatan Pemahaman Isu Disabilitas dan Gampong atau Desa Inklusi, kepada para Keuchik dalam wilayah Kecamatan Darul Imarah Kabupaten Aceh Besar.
Direktur FBA, Taslim Jailani mengatakan, kehadiran lembaga tersebut untuk membantu orang menjadi lebih baik. Fokus utama FBA pada tiga bidang, Pendidikan, Pemberdayaan Ekonomi, dan Penanggulangan Bencana.
“Kita tahu, bahwa pulau Sumatra khusus Aceh sangat beresiko dengan bencana,” ujar Taslim Jailani saat membuka pelatihan tersebut di Hotel The Pade, Darul Imarah Aceh Besar, Senin (27/06/2022).
Diketahui, FBA sudah memiliki lembaga pendidikan Taman Kanak-kanak (TK). Targetnya kedepan akan membangun Sekolah Dasar (SD) hingga Perguruan Tinggi.
Menurut pengakuan Taslim, FBA sudah menjalankan proyek Aceh Community Based Inclusive Development Project (ACBID) di Kecamatan Darul Imarah, Lhok Nga, Kuta Baro, Simpang Tiga, Peukan Bada dan Darussalam.
“Peserta kegiatan hari ini diikuti empat Gampong dari enam Kecamatan Darul Imarah,” katanya.
Karena pihak donatur melihat kinerja FBA makin meningkat, sehingga Pemerintah Australia melalui program Australian NGO Cooperation Partnership (ANCP), yang didukung penuh CBM Global mendanai kegiatan FBA tersebut.
Selain di Aceh Besar, proyek ini juga dilaksanakan di Kabupaten Pidie oleh mitra FBA, yaitu PASKA Aceh.
Yang ingin dicapai lewat program itu adalah, terbentuk Gampong inklusi disabilitas. Secara umum, orang disabilitas sudah lama ada di lingkungan masyarakat, karenanya mereka layak menikmati pembangun di Gampong.
“Karena para disabilitas layak mendapat perhatian dari Pemerintah Gampong, Kecamatan maupun pemerintah singkat diatasnya,” tegas Taslim.
Harapannya, sebagai manusia disabilitas tentu patut dihargai dengan berbagai cara, sebagai bagian dari anggota masyarakat.
Taslim juga mencotohkan, beberapa disabilitas sudah mandiri untuk mendapatkan finansial, sehingga ekonomi keluarga dapat terpenuhi.
“Mari, sama-sama membantu masyarakat disabilitas. Tanpa bantuan aparatur Gampong, terasa sulit menggapainya,” asanya.
Sebuah Gampong/Desa disebut inklusi disabilitas, ketika proses pembangunan Gampong tersebut memberikan ruang bagi semua anggota masyarakat, termasuk disabilitas.
“Ada disabilitas yang ikut dalam setiap Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa (Musrembangdes), agar aspirasi dan usulan mereka tersampaikan,” pungkas Direktur FBA, Taslim Jailani.
Repoter: Rusman