Atjeh Watch
  • Nanggroe
    • Lintas Barat Selatan
    • Lintas Tengah
    • Lintas Timur
      • Nasional
  • Internasional
  • Saleuem
  • Feature
  • Olahraga
  • Sejarah
  • Sosok
  • Opini
  • Cerbung
  • Foto
  • Video
No Result
View All Result
  • Nanggroe
    • Lintas Barat Selatan
    • Lintas Tengah
    • Lintas Timur
      • Nasional
  • Internasional
  • Saleuem
  • Feature
  • Olahraga
  • Sejarah
  • Sosok
  • Opini
  • Cerbung
  • Foto
  • Video
No Result
View All Result
Atjeh Watch
No Result
View All Result
Home Nanggroe

Pengungsi Rohingya di Aceh Diduga Terkena Sindikat TPPO

Atjeh Watch by Atjeh Watch
20/01/2023
in Nanggroe
0
RI Diminta Selamatkan 120 Pengungsi Rohingya Terombang-ambing di Laut Aceh

Kapal angkut pengungsi Rohingya di Aceh. (dok. Istimewa)

JAKARTA – Direktur Hak Asasi Manusia (HAM) dan Kemanusiaan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI Achsanul Habib menduga terdapat pola yang sama dalam gelombang pengungsi Myanmar yang tiba di Aceh. Habib mengatakan, para pengungsi merupakan secondary movement dan terlibat dengan jaringan sindikat Tindakan Pidana Perdagangan Orang (TPPO).

Secondary movement adalah perpindahan migran termasuk pengungsi dan pencari suaka yang karena berbagai alasan pindah dari negara tempat mereka pertama kali datang untuk mencari perlindungan dari negara asal. Dalam hal ini pengungsi Rohingya di Aceh kebanyakan datang dari kamp pengungsian Cox’s Bazar di Bangladesh.

“Mereka ini diatur oleh pihak-pihak tertentu yang mencari tujuan ke negara tertentu dan Indonesia adalah negara transit bukan tujuan utamanya,” ujar Habib dalam pengarahan media, Kamis (19/1/2023).

Motif utama mereka melarikan diri dari kamp pengungsian, menurut Habib bukan karena adanya persekusi, melainkan motif ingin mencari pekerjaan untuk penghidupan yang lebih layak dan menghindari krisis ekonomi. Hal ini pun juga yang memicu niat jahat dari pihak yang tidak bertanggung jawab.

Naasnya, para pengungsi dibohongi oleh para sindikat broker ilegal soal fasilitas yang lebih baik dan menjanjikan di negara lain. Sindikat ini yang kemudian diduga berperan besar atas gelombang pengungsian di Rohingya.

“Jadi dalam hal ini kita kini fokus pada bagaimana meningkatkan kapasitas negara-negara di kawasan untuk mencegah adanya penggunaan jaringan untuk menjerat para pengungsi tersebut ke dalam sindikat mereka yang juga bermotif uang dan bayaran tertentu,” kata Habib.

Ia mengatakan, kaitan dengan TPPO ini, Kemenlu tengah mencoba mencari bagaimana meningkatkan kapasitas ini melalui mekanisme Bali Process dan akan dibahas bersama dengan negara anggota Bali Process lainnya.

Sementara itu, Habib menduga bahwa pengungsi Rohingya yang terdampar di Aceh dipandu melalui koordinat GPS. “Kita melihat mereka memiliki koneksi atau jaringan di Aceh dan mereka dipandu dengan koordinat tersebut,” katanya.

Menurutnya, titik koordinat GPS pengungsi tersebut juga dimiliki lembaga internasional, LSM nasional dan internasional serta pemerintah negara asing melalui kedutaannya. “Jadi koordinat mereka tercatat dan disebarkan termasuk pergerakan dan perpindahan di tengah laut,” jelasnya.

Ia juga menjelaskan bahwa para pengungsi masuk ke Indonesia menggunakan kesempatan hari-hari tertentu, seperti mengikuti musim, dini hari, dan hari libur. Dalam tiga bulan belakangan, tercatat 644 pengungsi Rohingya tiba di Aceh dalam tiga gelombang.

Fenomena ini dikhawatirkan akan berulang jika berbagai pihak termasuk Myanmar sendiri tidak memperhatikannya. Bangladesh, sebagai negara yang menampung paling banyak pengungsi Rohingya juga meminta dunia mendesak Myanmar untuk repatriasi para pengungsi pulang ke negara asal mereka.

Indonesia sebagai ketua ASEAN tahun ini menegaskan akan berupaya semaksimal mungkin membantu penyelesaian krisis politik di Myanmar. Sebab, untuk dapat menyelesaikan isu Rohingya diperlukan dulu penyelesaian dalam negeri tersebut.

Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi mengatakan pekan lalu, bahwa penyelesaian masalah Rohingya tidak mengalami kemajuan dan menjadi sulit dengan situasi di Myanmar sendiri saat ini. Dan masalah ini, kata dia, tidak akan dapat selesai jika akar masalah di Myanmar tidak selesai. “Isu Rohingya tidak akan dapat diselesaikan jika akar masalah di Myanmar tidak diselesaikan,” ujarnya.

Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik sekaligus Juru Bicara Kemenlu RI, Teuku Faizasyah mengatakan, laporan UNHCR tentang pengungsi Rohingya yang mencoba mengarungi laut menjadi keprihatinan bersama. Menurutnya, perlu dipastikan proses relokasi mereka di tempat di mana mereka sekarang berada.

“Sehingga nantinya tidak ada dorongan untuk melekukan upaya menuju tempat transit sebelum menuju tempat tujuan,” ujarnya dalam pengarahan media di Kemenlu Jakarta, Kamis.

Di situlah, menurutnya peran Komisaris Tinggi PBB Soal Pengungsi (UNHCR) dalam memastikan adanya negara ketiga yang bersedia menerima para pengungsi Rohingya tersebut. Kecenderungan saat ini adalah berkurangnya kesediaan negara-negara pihak di Konvensi PBB 1945 tentang penanganan pengungsi, untuk menerima para pengungsi.

“Kita sekali lagi mengingatkan UNHCR untuk meningkatkan perannya memproses penempatan para pengungsi yang telah diratifikasi,” kata dia.

Kemenlu RI mendata bahwa kebanyakan pengungsi Rohingya di Aceh sudah terdaftar sebagai pengungsi. Oleh karenanya, sepatutnya mereka tetap tinggal di tempat sebelumnya dan tidak mengambil risiko perjalanan laut berbahaya.

Sumber: republika

Previous Post

Gereja Inggris Tolak Layanan Pernikahan Gay dan Lesbian

Next Post

Warga Diminta Waspadai Difteri yang Masih Berstatus KLB di Aceh

Next Post
Warga Diminta Waspadai Difteri yang Masih Berstatus KLB di Aceh

Warga Diminta Waspadai Difteri yang Masih Berstatus KLB di Aceh

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terbaru

Dewan Meradang Akibat Kinerja Lelet Pemkab Pidie

Dewan Meradang Akibat Kinerja Lelet Pemkab Pidie

05/02/2023
Kawanan Gajah Ubrak-Abrik Kebun Warga di Aceh Timur

Enam Warga Diserang Gajah Liar di Ketol, Satu Tewas

05/02/2023
ASN Kemenag Aceh Barat Ikut Rakernas Daring

ASN Kemenag Aceh Barat Ikut Rakernas Daring

05/02/2023
Imam Masjid Raya: Iskada Kader Pilihan

Imam Masjid Raya: Iskada Kader Pilihan

05/02/2023
Ini Dia Titik Pasar Murah di Pijay Selama 3 Hari Kedepan

Ini Dia Titik Pasar Murah di Pijay Selama 3 Hari Kedepan

05/02/2023

Terpopuler

Rumah Anak Miskin di Pijay Dikunjungi Kapolres

Rumah Anak Miskin di Pijay Dikunjungi Kapolres

03/02/2023

Kapaloe, Penggunaan Bahasa Daerah Aceh Mulai Ditinggalkan Generasi Muda

Ini Dia Titik Pasar Murah di Pijay Selama 3 Hari Kedepan

28 PKD Susoh Sudah Terisi, Satu Gampong Masih kosong

Nyan, Kapal Pengungsi Rohingya Terpantau Masuki Perairan Bireuen

  • Home
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

© 2022 atjehwatch.com

No Result
View All Result
  • Nanggroe
    • Lintas Barat Selatan
    • Lintas Tengah
    • Lintas Timur
      • Nasional
  • Internasional
  • Saleuem
  • Feature
  • Olahraga
  • Sejarah
  • Sosok
  • Opini
  • Cerbung
  • Foto
  • Video

© 2022 atjehwatch.com