Aceh Selatan- Konflik Satwa liar dengan masyarakat terus terjadi, Bupati Aceh Selatan berkunjung ke BKSDA
Maraknya konflik satwa liar dengan masyarakat yang berdomisili di pinggiran kawasan Taman Nasional Gunung Lauser (TNGL) menjadi perhatian khusus Bupati Aceh Selatan.
Untuk itu Bupati Aceh Selatan Tgk. Amran berkunjung ke Kantor BKSDA Aceh di Banda Aceh Senin (30/01). Kunjungan tersebut diterima oleh Kepala BKSDA Aceh Agus Arianto, S.Hut beserta Staf.
Dalam pertemuan tersebut Tgk. Amran menyampaikan tindaklanjut kesepakatan bersama Forkopimda Aceh Selatan dalam hal dukungan terhadap penyelesaian konflik satwa liar yang terjadi di gampong Kapa Seusak Kecamatan Trumon Timur sesuai surat Nomor 552. 51/25/1/2023 tanggal 13 Januari 2023 lalu.
Dalam rapat yang telah dilaksanakan beberapa waktu lalu, bersama para pihak dalam rangka penyelesaian konflik Manusia dengan Gajah di Kapa Seusak kecamatan Trumon Timur yang berlangsung sejak 2019 diperlukan penanganan dengan segera.
” Untuk itu Forkopimda Aceh Selatan telah membuat surat yang ditujukan kepada BKSDA Aceh agar segera melakukan pengusiran dan relokasi gajah dari wilayah masyarakat Kapa Seusak, ” kata Bupati.
Dalam kesempatan yang sama Bupati Aceh Selatan juga menyampaikan ikut prihatin dan berduka atas musibah yang menimpa 4 orang ranger Forum Konservasi Leuser (FKL) yang terjadi di wilayah Kluet Tengah, Semoga tidak terjadi korban jiwa manusia dan satwa selanjutnya .
“ Kita berharap untuk lebih berhati-hati dalam melakukan patroli di kawasan hutan, yang senantiasa menjaga keselamatan jiwa manusia dan satwa. Semoga hal seperti itu tidak terjadi lagi, maka diperlukan Sinergisitas BKSDA dengan instansi terkait guna menghadapi fenomena konflik manusia dengan satwa yang dilindungi ini, ” Ujar Bupati.
Kepala BKSDA Aceh menyambut baik respon positif yang diberikan Forkopimda Aceh Selatan, dan segera menindaklanjuti hasil kesepakatan tersebut.
” Kami akan segera menindaklanjuti surat ini sesuai ketentuan dan peraturan yang berlaku. Kita sudah melakukan upaya teknis namun belum bisa menyelesikan persoalan tersebut secara tuntas ”. Ungkap Agus Arianto.
Akar persoalan konflik manusia dengan satwa yang terjadi selama ini dikarenakan banyak terjadinya alih fungsi lahan sehingga mengganggu perlintasan kawanan gajah yang berada di wilayah tersebut, Tutup Kepala BKSDA.(zasrial)