Upaya Iskandar Usman Al-Farlaky menuju Aceh Timur satu mulai diusik. Tersirat kabar, ada oknum di Aceh Timur yang ingin menggagalkan pencalonan Iskandar Usman Al-Farlaky sebagai Bacalon Bupati dari Partai Aceh. Ini telah dimulai dari pembentukan dan pengiringan opini public.
SUASANA di Zakir Kupi terlihat ramai pada Sabtu siang 25 Mei 2024. Konon kabarnya, ada sekelompok pemuda yang menamakan diri Soridaritas Pemuda Mahasiswa (SPM) Nanggroe Aceh bakal menggelar konferensi pers terkait isu beasiswa di lantai 2. Tujuannya untuk pembentukan opini di media massa.
“Belum ada tanda-tanda akan dimulai. Mungkin sebentar lagi,” ujar salah seorang wartawan, pukul 15.00 WIB.
Namun hingga pukul 16.00 WIB, acara tak juga berlangsung. Sementara di lantai 2 Warkop Zakir Lampriet, justru ada acara sejumlah pemuda berjaket IMES sedang berlangsung.
Para wartawan pun akhirnya bubar.
Kasus beasiswa sendiri diusut sejak 2017. Kasus ini sudah ditetapkan para tersangka dan bergulir di pengadilan.
Konon, kasus beasiswa sebenarnya merupakan ‘serangan balik’ dari Irwandi Yusuf di awal-awal dirinya menjabat sebagai gubernur Aceh.
Pada awal-awal menjabat, DPR Aceh yang didominasi oleh Partai Aceh, memperketat pembahasan dan pengawasan APBA di bawah kepemimpinan Irwandi Yusuf dan Nova Iriansyah yang baru memenangkan pilkada 2017.
Sedangkan pengalokasian beasiswa diplotkan pada masa akhir pemerintahan Zaini-Mualem.
Irwandi meminta Inspektorat Aceh untuk memeriksa para penerima beasiswa.
“Tujuannya, untuk saling sandera sehingga ada deal atau jalan tengah,” kata sumber wartawan di lingkup Pemerintah Aceh, beberapa waktu lalu.
Namun isu beasiswa ternyata memanas dan menjadi konsumsi media massa. Semua dewan di DPR Aceh juga mengalokasikan Pokirnya untuk beasiswa. Termasuk DPR Aceh dari partai yang dipimpin Irwandi sendiri.
Bagai pisau bermata dua, langkah yang ditempuh Irwandi akhirnya justru mengakibatkan salah satu kader partainya dari Lhokseumawe ditetapkan sebagai tersangka.
Kasus ini sempat padam beberapa tahun.
Sedangkan pemberitaan terkait kasus ini selalu muncul jelang Pileg dan Pilkada Aceh, terutama di Aceh Timur.
Di Aceh Timur, isu beasiswa selalu mencuat pada Pilkada 2017 dan Pileg 2019 lalu. Terutama di sosial media. Kemudian terbenam usai hajatan tersebut berlalu. Kini jelang pilkada 2024, dengan adanya statemen Mualem Muzakir Manaf yang mendorong Al-Farlaky sebagai Bacalon bupati Aceh Timur, pengiringan opini soal beasiswa kembali muncul.
+++
PADA Sabtu sore 25 Mei 2024, pukul 16.00 WIB, salah seorang wartawan, mendapatkan informasi bahwa temu pers SPM Nanggroe Aceh, ternyata diubah tempat ke warung tahu goreng Aceh Rayeuk di Kawasan Lamteh.
Sejumlah wartawan menuju ke lokasi. Namun acara telah bubar.
“Mereka hanya sebentar bang. Foto-foto dan kemudian bubar,” ujar salah seorang pelayan di sana. Beberapa pemuda tadi belakangan diketahui merupakan mahasiswa asal Aceh Selatan.
+++
Penggiringan opini terkait kasus beasiswa Aceh sebenarnya bukanlah hal yang baru. Salah satunya diduga untuk membendung pergerakan Iskandar Usman Al-Farlaky.
Terkait hal ini, Arah Pemuda Aceh (ARPA) meminta pihak-pihak yang tidak berkompetensi untuk tidak menggiring opini apapun terkait dugaan kasus beasiswa Aceh.
Hal itu disampaikan Ketua ARPA, Eri Ezi, S.H lantaran kasus beasiswa yang sudah berjalan hampir 7 tahun itu akhir-akhir ini sangat terasa adanya gerakan sistematis dan masif untuk mendiskreditkan orang-orang tertentu.
“Kita punya lembaga penegakan hukum, semestinya semua pihak menghormati itu sampai ada putusan hukum terhadap itu,” kata Ketua ARPA, Eri Ezi, S.H atau dikenal Bung Eri kepada media pada Rabu 22 Mei 2024.
Sebagai warga negara yang baik, dirinya meminta pihak-pihak tertentu untuk berdiam diri, tunduk dan patuh pada pada putusan hukum.
“Tidak boleh menyudutkan atau mengatakan yang lain bersalah sampai ada putusan pengadilan yang menyatakan seseorang bersalah,” kata Bung Eri.
Eri menambhakan, jika ini mengenai suasana Pilkada, mestinya politik yang harus dibangun adalah mengenai ide dan gagasan kemajuan.
“Bukan dengan saling berasumsi dan menyudutkan, apalagi membangun argumentasi sentimental. Jelas ini suatu produk pikiran yang cacat dan tidak bermoral yang merugikan masyarakat,” terangnya.
Pihaknya meminta masyarakat agar tidak terkecoh dengan isu apapun, pada siapapun, hingga ada pihak berwenang yang memutuskan.
“Mari sama-sama kita menjaga suasana kondusif menjelang Pilkada, tidak baik bermain politik hina dengan cara-cara memalukan,” terang Bung Eri.
Selain itu, dirinya juga meminta masyarakat agar memilih pemimpin yang punya gagasan dan ide kemajuan, sebab hal itu sangat penting agar cita-cita dan tujuan bernegara bisa diwujudkan.
“Ayo sama-sama kenali dan menangkan sosok pemimpin yang punya ide, gagasan serta konsep yang matang dalam mewujudkan Aceh yang berdaulat secara politik, berdikari secara ekonomi dan berkepribadian secara agama dan budaya,” pungkas Mantan Aktivis Aceh itu.
Hal yang senada juga disampaikan oleh Aflidar Firya selaku mahasiswa Aceh Timur.
“Di dalam politik hal seperti ini bisa saja terjadi, tidak hanya pada Iskandar, tetapi bagi semua politikus juga kemungkinan akan merasakan hal serupa dikarenakan pihak-pihak yang merasa tidak diuntungkan akan mencari celah untuk bisa menyerang dengan isu-isu terhangat,” ujarnya. []