KOMUNIKASI antara yayasan yang membawahi SMA Labschool dengan pihak rektorat Universitas Syiah Kuala dikabarkan memanas selama beberapa bulan terakhir. Konon, hal ini karena para pengurus yang ditunjuk sejak 2007 tak mau diaudit oleh pihak rektorat. Padahal, USK merupakan ‘bidan’ yang melahirkan Labschool.
Dari berbagi sumber diketahui, bahwa Labschool yang berlokasi di Kompleks Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, adalah sekolah berbasis komunitas yang didirikan pasca tragedi 2004 di Aceh.
Inisiatif pendirian sekolah ini berawal dari bantuan gedung dari beberapa NGO pasca tsunami di Aceh ke Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) USK. Salah satunya adalah The United Stated-Indonesia Society atau USINDO.
Bangunan tadi dihibahkan atas dasar kemanusiaan serta cita-cita membangun sekolah yang bisa ditempuh semua kalangan di sekitar lokasi. Termasuk anak-anak erprrestasi dari para pedagang dan masyarakat miskin.
Beberapa petinggi FKIP melaporkan hal ini ke pihak rektorat USK saat itu, yang masih dijabat oleh Darni M. Daud. Kemudian dari rapat demi rapat, kemudian diputuskan-lah untuk mendirikan sebuah sekolah yang kelak menjadi laboratorium bagi dosen dan mahasiswa FKIP dan dinamakan Labshool.
Keberadaan Labshool diharapkan kelak sama seperti Fakultas Kedokteran yang menjadikan RSUZA sebagai rumah sakit pendidikan atau beberapa asset milik USK lainnya.
Pada 5 Juni 2007 Pemerintah Aceh melalui Dinas Pendidikan mengeluarkan izin operasional SMA Laboratorium Universitas Syiah Kuala Nomor 421.3/E.1/1347/2007 berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional RI No. 060/U/2002 tanggal 26 April 2002 tentang Pendidikan Sekolah Surat Universitas Syiah Kuala Darussalam Banda Aceh, kemudian surat bernomor 0974/1444/TU/2007 tanggal 12 April 2007, serta surat Kepala Dinas Pendidikan Kota Banda Aceh Nomor 420/-A.4/3035/2007 tanggal 16 April 2007.
Sekolah ini diresmikan pada 27 Juli 2007 oleh rektor Universitas Syiah Kuala Darni M. Daud, Ketua BRR Aceh-Nias, dan Ketua Bersama United States-Indonesia Society (USINDO) Edward Masters dan Arifin Siregar.
Sedangkan bangunan sekolah ini juga dirancang oleh arsitek Unsyiah, ruangan-nya besar dengan cahaya dan udara yang sangat alami membuat kondisi belajar yang kondusif. Pada Oktober 2010, di usianya yang tergolong muda, SMA Labschool Unsyiah dijadikan salah satu Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional.
Dari keterangan sumber terpercaya, diketahui bahwa komunikasi antara Rektor USK Darni M. Daud dengan Dekan FKIP Yusuf Azis, pada saat itu sedang tidak bagus. Atas dasar itu, rektorat USK (saat itu bernama Unsyiah-red) menunjuk pembantu rector satu sebagai ketua yayasan yang menaungi SMA Labschool.
Status ketua yayasan ini konon tidak berubah hingga sekarang.
Dalam perjalanan waktu, niat awal para guru besar di USK untuk menjadikan Labschool sebagai sekolah pendidikan juga gagal.
“Pihak yayasan tak mau, bahkan untuk sekedar audit. Harusnya status ketua yayasan mengikuti jabatan pembantu rector satu USK. Jadi siapa Warek 1 secara tak langsung juga ketua Yayasan Labschool. Bukan seperti sekarang, jabatan seumur hidup,” kata sumber tadi.
Labschool sendiri kini menjadi salah satu sekolah swasta dengan biaya masuk tinggi di Aceh. Demikian juga dengan biaya-biaya lainnya perbulannya.