Oleh Baktiar. Penulis adalah warga biasa dan penikmat kopi.
ISU merenggangnya hubungan antara presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, dengan pimpinan Partai Aceh (PA), Muzakir Manaf atau Mualem, menjadi pembahasan paling hangat Warung Kopi (Warkop) di Aceh selama sepekan terakhir.
Isu ini cukup beralasan. Pertama, dalam rentang waktu, dari tanggal pengumuman hasil Pileg 2024 di Aceh hingga pelantikan presiden Prabowo Subianto, ternyata tak satupun ada foto yang menunjukan kebersamaan dua sosok ini.
Padahal, sepekan sebelum pelantikan presiden, Prabowo telah mengundang seluruh tim dari Indonesia untuk silaturahmi. Namun dari sejumlah video yang beredar, tak terlihat adanya Mualem dalam pertemuan tersebut. Padahal, konon kabarnya, mantan panglima GAM juga berada di Jakarta pada waktu yang sama, dan menunggu dipanggil tiba-tiba oleh pihak istana.
“Mualem siap jika dipanggil. Namun tak ada panggilan (istana-red),” ujar sumber penulis.
Kedua, berdasarkan pemberitaan salah satu media online di Aceh, ketua DPD Partai Gerindra Aceh Fadhlullah, dikabarkan diundang secara khusus oleh Prabowo Subianto untuk hadiri pelantikan Presiden RI dan Wakil Presiden RI di Jakarta pada 20 Oktober 2024.
Namun pada saat yang bersamaan, pria yang akrab disapa Dekfadh itu, justru menghadiri pertemuan dengan masyarakat dan MPTT di barat selatan Aceh.
Jika kabar ini benar, maka Ketua Gerindra Aceh adalah satu-satunya ketua Gerindra provinsi, yang bisa menolak undangan dari presiden terpilih, demi bisa hadir bersama masyarakat di barat selatan Aceh. Keputusan mulia ini tentu perlu diapresiasi.
Namun kedua faktor tadi menjadi pembahasan paling hangat di Warkop dan sosial media di Aceh.
Pembahasan tadi cukup beralasan, kenapa? Karena dalam sejumlah kampanye 02 di Aceh, para Timses dan Jubir 02, selalu beralasan jika kemenangan 02 menjadi penting agar adanya sinergi pembangunan antara pusat dan Aceh.
Demikian juga dalam framing sosok Mualem di Aceh. Mualem diframing dari sosok ‘panglima yang terbiasa kental dengan ideologi Aceh’ berubah jadi ‘sosok gemoy dan orang terdekat presiden di Aceh.’
Tapi framing ini lagi lagi terpental dengan isu merenggangnya komunikasi antara Prabowo dan Mualem.
“Toh foto sioe, Mualem diundang pada acara pelantikan Prabowo dan Gibran?”
“Foto Mualem bersalaman dengan Prabowo dan Gibran saat pelantikan.”
“Aneh, bila dibilang hubungan keduanya baik-baik saja, jika sosok Mualem hana lam barisan undangan khusus pelantikan presiden.”
“Mualem berulangkali hadir saat debat dan kampanye Prabowo di Jakarta. Itu terlihat di layar televisi. Namanya juga disebut oleh Prabowo sebagai pendukung setia dari Aceh. Namun hal semacam itu tak terlihat usai hasil Pileg dan Pilpres diumumkan.”
Pertanyaan dan asumsi yang berkembang di atas hingga kini belum ada bantahan sama sekali.
Semua hal tadi dianggap penting, karena salah satu faktor ‘kemenangan’ pilkada di Aceh dinilai adalah keberpihakan negara. Ini rahasia umum yang menyebar luas di Aceh.
Sejauh ini, hanya Juru bicara Prabowo Subianto, Daniel Azhar Simanjuntak, yang menyatakan bahwa Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto bakal memenangkan pasangan Muzakir Manaf (Mualem) dan Fadhlullah (Dek Fadh) dalam kontestasi Pilkada Aceh 2024.
“Prabowo Subianto, sebagai Ketua Umum Partai Gerindra tentu akan bergerak untuk memastikan kader usungannya menang di Pilkada, agar semua visi dan misi beliau bisa diakselerasi dengan tepat di Aceh,” kata Daniel Azhar Simanjuntak dalam keterangannya yang diterima di Banda Aceh, Selasa 15 Oktober 2024 lalu.
Namun statemen ini dinilai masih belum bisa menutupi hembusan isu mengenai ‘merenggangnya’ komunikasi Mualem dengan Prabowo.
Konon lagi, dalam pertemuan para pimpinan ’08’ di Herlambang yang dipimpin oleh Sufmi Dasco Ahmad, usai pelantikan Prabowo, ada pembahasan khusus mengenai pilkada di seluruh Indonesia. Namun dalam pertemuan tersebut, tak ada pembahasan tentang pilkada Aceh sama sekali.
Informasi ini kembali menjadi isu liar di Aceh. Semua informasi tadi ‘mengelinding bak bola salju’ di Aceh.
Entah benar atau tidak, disikapi atau tidak, rasa kepo masyarakat terkait perkembangan politik terkini, menjadi menarik untuk diikuti.