SEKITAR 45 menit di Warung Sederhana, Syech Fadhil dan rombongan izin pamit ke tim UAS Sumatera Utara.
Dari Kualanamu, rombongan kembali ke Hotel Grand Jame. Rombongan tiba di sana jelang magrib. Saat ini, Cafe samping hotel sedang memasang layar besar untuk Nonton Bareng siaran langsung sepakbola, antara Jepan dan Timnas Indonesia.
“Kita nonton bola dulu,” kata Syech Fadhil.
Syech Fadhil berbaur dengan warga di Cafe tadi. Beberapa di antara mereka, ada yang mengenal Syech Fadhil sehingga lokasi tersebut jadi ajang foto bareng. Maklum, kawasan Hotel Grand Jame merupakan area yang paling banyak dihuni oleh warga asal Aceh di Sumatera Utara.
Sorak penyemangat bergema saat laga dimulai. Namun suasana berubah lesu usai Indonesia kebobolan 0-2 di babak pertama.
Saat jeda menunggu babak kedua, tim mengajak Syech Fadhil untuk melanjutkan perjalanan pulang ke Aceh.
Saat itu, di media social, seperti Tiktok, Instagram dan Facebook, mulai ter-framing foto UAS dengan dua jari. Foto disebar oleh akun-akun dengan nama aneh-aneh dengan narasi ‘UAS meninggalkan Syech Fadhil’ atau ‘UAS bersama 02.’
Beberapa anggota tim terlihat sibuk memberi penjelasan terkait kondisi yang terjadi.
Namun Syech Fadhil justru terlihat santai dalam perjalanan.
“UAS netral. Percaya saja apa yang disampaikan UAS,” ujarnya kepada penulis.
“Kalaupun UAS akhirnya memilih mendukung 02, ini tidak akan mengakhiri persahabatan kami yang sudah terbina lama,” katanya lagi.
Malam terasa panjang saat itu. Beberapa anggota tim terlihat lesu.
sejumlah WA dari tim UAS Sumatera Utara masuk ke handphone rombongan. Mayoritas klarifikasi soal foto UAS dengan pose dua jari.
Berita Terkait:
Saat Misi ‘Menceraikan’ UAS-Syech Fadhil Gagal (Bagian 1)
“Itu pose untuk calon walikota Subulussalam. Bukan untuk gubernur. Itu jawaban UAS saat kami tanya.” Begitu kira-kira klarifikasi yang masuk.
Rombongan sempat berhenti beberapa kali di SPBU dan tiba di Lhokseumawe pada Sabtu dini hari, atau sekitar pukul 03.00 WIB.
Rombongan menginap di Lhokseumawe. Sabtu pagi, sekitar pukul 08.00 WIB, Syech Fadhil dan tim mengikuti senam sehat yang diadakan Golkar Lhokseumawe serta dilanjutkan dengan main futsal bersama.
Sekitar pukul 10.00 WIB, usai makan pagi di salah satu warung Simpang Buloh, perjalanan dilanjutkan ke Nisam Aceh Utara.
Pertemuan yang berlangsung di Keudee Amplaih ini, turut dihadiri oleh sejumlah eks kombatan di Nisam, seperti Ayah Muda, Teungku Muda, Teungku Lukman, serta sejumlah tokoh lainnya di Nisam. Selain itu, juga hadir perwakilan ibu ibu dari Jeumpa Puteh dan Srikandi Aceh.
Syech Fadhil, dalam sambutannya, mengatakan kehadirannya ke Nisam merupakan salah satu bentuk keseriusannya membangun Aceh, dan Aceh Utara pada umumnya.
Kata Syech Fadhil, mayoritas warga Nisam dan Nisam Antara, bergantung hidup dari hasil pertanian.
“Hampir 70 persen warga di Nisam bergantung pada pertanian. Maka solusinya adalah irigasi yang bagus dan penyelesaian waduk,” kata Syech Fadhil.
Dirinya berharap para tokoh di Nisam dapat mengingatkannya jika terpilih nanti.
“Tolong komunikasi yang sudah terjalin ini, dapat terus terjaga. Tak hanya persoalan politik tapi juga uhkuwah islamiyah,” kata Syech Fadhil.
Tak hanya di Keudee Amplaih, Syech Fadhil dan sejumlah eks kombatan juga berkunjung langsung ke waduk di Nisam.
Sekitar pukul 13.11 WIB, Syech Fadhil dan rombongan dari Nisam, termasuk eks kombatan pendukung 01, kembali bergegas ke Bandara Malikussaleh untuk menjemput kedatangan UAS yang akan tiba dari Subulussalam.
Raut wajah UAS terlihat murung. Dai kondang itu sempat berbisik sesuatu ke telinga Syech Fadhil. Belum sempat penulis mendekat, Syech Fadhil memberi isyarat agar rombongan mengikuti UAS ke penginapan milik Zarkasyi, calon wakil walikota Lhokseumawe.
Di sana, Syech Fadhil masuk ke kamar UAS. Sementara tim menunggu di luar serta siap-siap untuk berangkat ke Sawang. Konon di Sawang, ratusan warga sudah menunggu untuk bertemu dengan Syech Fadhil dari siang hari tadi.
Entah apa yang dibicarakan antara UAS dan Syech Fadhil, namun suara tawa terdengar dari dalam. Momen ini seolah menghapus kebingungan tim dari semalam.
Syech Fadhil izin pamit ke UAS. Dalam perjalanan ke Sawang, sebuah video yang diambil dalam kamar tadi masuk ke handphone penulis. Video berdurasi 1 menit 19 detik memperlihatkan keakraban komunikasi antara Syech Fadhil dengan UAS.
Ustadz, selamat datang di Lhokseumawe, mohon maaf nggak bisa mendampingi ke Subulussalam, insya Allah nanti kita ketemu di Bener Meriah,” ujar Syech Fadhil di video tadi.
“Meski jasadnya tak ikut tapi ruh-nya selalu bersama dengan siapa yang ia cintai. Sehat selalu untuk Tgk Fadhil Rahmi, sahabat kami, senior kami, kakak kelas kami semoga tercapai apa yang dicita-citakan, sukses dunia dan akhirat,” balas UAS.
“Mohon doanya Ustadz,” kata Syech Fadhil.
“Doaku menyertaimu selalu,” jawab UAS lagi.
“Izin Ustadz saya berangkat ke Sawang,” lanjut Syech Fadhil.
Namun permintaan izin mau ke Sawang ditanggapi dengan kelakar oleh UAS. “Orang biasanya minta izin itu untuk poligami.”
Keduanya kemudian tertawa lepas.
Video tersebut cukup menjelaskan jawaban UAS terkait framing foto dengan dua jari di media sosial.
UAS sendiri, rencananya akan tabligh akbar di panggung pasangan calon walikota dan wakil walikota Lhoksemawe, Fathani – Zarkasyi, pada Sabtu malam. Partai ini diusung oleh beberapa partai, termasuk Golkar dan Gerindra.
Panggung ini harusnya bisa dihadiri oleh Syech Fadhil dan Dekfad sekaligus. Ini karena Golkar adalah pengusung Bustami-Syech Fadhil untuk tingkat provinsi. Sedangkan Dekfad diusung oleh Gerindra. Namun Syech Fadhil memilih undur dari tabligh akbar ini.
“Itu bukan panggung kita,” ujarnya.
“Orang-orang yang menanti di Sawang adalah pemilih kita. Jangan kita kecewakan mereka,” katanya.
[BERSAMBUNG]