PILKADA Aceh di depan mata. Tanggal 27 November 2024 nanti, atau 2 hari lagi, merupakan penentu arah pembangunan Aceh untuk 5 tahun kedepan.
Sosok pemimpin yang kita pilih nanti, baik untuk tingkat kabupaten kota maupun provinsi, merupakan gambarannya nyata untuk keberlangsungan birokrasi Aceh selama 5 tahun kedepan. Termasuk plus minus dari sebuah pilihan.
Karena sosok yang kita pilih nanti akan menjadi sampul atau wajah Aceh. Setidaknya untuk Aceh selama 5 tahun kedepan.
Pemimpin yang kita pilih adalah mereka adalah orang-orang yang akan tampil di televisi dan media untuk mewakili Aceh.
Tampil di forum nasional dan pertemuan antar provinsi dan internasional mewakili Aceh. Mereka akan berbicara atas nama Aceh.
Kesalahan yang mereka lakukan akan menjadi aib bagi Aceh. Demikian juga jika ada kebijakan yang dibuat ternyata tanpa pertimbangan yang matang, tentu akan berimbas negative untuk Aceh.
Maka satu keputusan yang diambil pada 27 November 2024 nanti, akan menjadi lembaran baru bagi Aceh untuk 5 tahun kedepan. Baik atau buruknya untuk Aceh.
Harus disadari, setiap calon pemimpin tentunya memiliki plus minus. Maka harusnya, sosok yang terpilih adalah mereka yang memiliki banyak kelebihan dibandingkan dengan kekurangan yang dimiliki.
Sebagai pemilih, harusnya kita sadar betul rekam jejak calon pemimpin yang akan kita pilih. Poin inilah yang menjadi catatan penting bagi warga sebelum menentukan pilihan.
Satu kesalahan dalam memilih, akan menjadi episode gelap untuk 5 tahun kedepan.
Sebagaimana yang perlu diketahui, Provinsi Aceh tertinggal jauh dibandingkan dengan provinsi lain di Indonesia. Salah satu sebabnya adalah konflik yang berkepanjangan. Dimana, saat konflik berlangsung, banyak fasilitas negara dan sekolah terbakar dan hancur.
Kemudian keadaan ini ditambah dengan tsunami di akhir 2004 lalu.
Pembangunan Aceh pasca damai juga dinilai masih stagnan. Keberadaan ratusan triliun dana Otsus yang dikucurkan ke Aceh sejak 2008 ternyata belum mampu mendongkrak ketertinggalan Aceh dibandingkan dengan daerah lainnya di Sumatera.
Maka, keputusan coba-coba kita dalam memilih pemimpin, hanya akan memperpanjang era kegelapan di Aceh.
Kondisi ini, perlu segera ditangani. Aceh butuh pemimpin visioner serta standar tinggi. Sosok yang mengerti birokrasi serta merangkul semua suku di Aceh. Tanpa kebersamaan, maka sulit mengejar ketertinggalan Aceh di masa depan. []