Atjeh Watch
  • Nanggroe
    • Lintas Barat Selatan
    • Lintas Tengah
    • Lintas Timur
      • Nasional
  • Internasional
  • Saleuem
  • Feature
  • Olahraga
  • Sejarah
  • Sosok
  • Opini
  • Cerbung
  • Foto
  • Video
No Result
View All Result
  • Nanggroe
    • Lintas Barat Selatan
    • Lintas Tengah
    • Lintas Timur
      • Nasional
  • Internasional
  • Saleuem
  • Feature
  • Olahraga
  • Sejarah
  • Sosok
  • Opini
  • Cerbung
  • Foto
  • Video
No Result
View All Result
Atjeh Watch
No Result
View All Result
Home Internasional

Siapa TRF yang Klaim Jadi Dalang Di Balik Serangan di Kashmir India?

redaksi by redaksi
25/04/2025
in Internasional
0
Siapa TRF yang Klaim Jadi Dalang Di Balik Serangan di Kashmir India?

Ketegangan antara India dan Pakistan kembali meningkat setelah serangan teroris terjadi di wilayah Kashmir yang dikelola India hingga menewaskan 26 wisatawan. (Foto: REUTERS/Stringer)

Jakarta – Ketegangan antara India dan Pakistan kembali meningkat setelah serangan teroris terjadi di Pahalgam, wilayah Kashmir yang dikelola India, hingga menewaskan 26 wisatawan pada Selasa (22/4).

Serangan ini dianggap menjadi serangan paling mematikan yang menewaskan warga sipil di wilayah yang telah lama menjadi sengketa dan rawan konflik antara Pakistan dan India itu.

Dikutip AFP, India menuduh Pakistan menjadi dalang di balik serangan tersebut, namun Islamabad menolak keras tuduhan itu.

Perdana Menteri India Narendra Modi bersumpah akan menangkap dan menghukum para pelaku serangan tersebut.

Sementara itu, melalui pesan di saluran Telegram, The Resistance Front (TRF) mengeklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut.

The Resistance Front (TRF) merupakan sebuah kelompok bersenjata yang relatif tak dikenal dan mulai muncul di wilayah itu pada 2019.

Selama ini, TRF muncul dengan klaim untuk memperjuangan pemisahan Kashmir dari India. Namun, selama ini mereka fokus menargetkan aparat keamanan dan tidak menargetkan warga sipil apalagi wisatawan.

Lantas, siapa sebenarnya TRF? Seberapa besar pengaruhnya di Kashmir? Dan apa yang kini dipertaruhkan bagi pemerintah India di wilayah tersebut?

Dalam pesan yang muncul di Telegram, TRF menyatakan serangan pada Selasa merupakan bentuk penolakannya terhadap pemberian izin tinggal bagi “pendatang luar”. Menurut para pengkritik, izin tinggal ini bisa digunakan India untuk mengubah komposisi demografi wilayah sengketa tersebut.

“Akibatnya, kekerasan akan diarahkan kepada siapa pun yang mencoba menetap secara ilegal,” tulis TRF seperti dikutip Al Jazeera.

TRF masih kerap dijuluki sebagai “front virtual” oleh aparat keamanan di Kashmir karena awal kemunculannya memang melalui media sosial.

TRF berdiri pada 2019 setelah pemerintah India secara sepihak mencabut status otonomi parsial Kashmir pada Agustus 2019 dan memberlakukan pembatasan selama berbulan-bulan. Saat itu, kelompok ini mulai terbentuk dengan menyebarkan pesan lewat media sosial.

Dalam proses reorganisasi Kashmir tersebut, pemerintah juga memperluas status domisili, yang memberi hak milik tanah dan akses ke kuota pekerjaan pemerintah, kepada warga non-lokal. Kebijakan India inilah pula yang disebut-sebut menjadi latar belakang serangan di Pahalgam.

Nama The Resistance Front mencerminkan perbedaan dari kelompok-kelompok pemberontak lain di Kashmir yang biasanya menggunakan nama-nama Islami.

Menurut seorang petugas kepolisian India yang telah menangani kasus-kasus kelompok bersenjata selama hampir satu dekade, hal ini dimaksudkan agar TRF tampak netral dan nasionalis Kashmir, bukan agamis.

Namun, pejabat India secara konsisten menyebut TRF sebagai afiliasi atau bahkan kedok dari Lashkar-e-Taiba (LeT), kelompok bersenjata Taliban berbasis di Pakistan.

India selama ini kerap menuding Pakistan mendukung pemberontakan bersenjata di Kashmir, tuduhan yang juga selalu dibantah keras Islamabad.

Sejumlah pejabat India bahkan menduga bahwa pelaku sesungguhnya serangan pada Selasa itu adalah LeT, dan TRF hanya dijadikan kedok untuk mengaburkan penyelidikan India.

Sementara itu, Pakistan sendiri telah mengutuk keras serangan terhadap wisatawan di Pahalgam kemarin.

Pada 2020, TRF mulai mengklaim tanggung jawab atas serangan-serangan kecil, termasuk pembunuhan terarah terhadap individu. Anggotanya terdiri dari gabungan pejuang dari berbagai faksi pemberontak. Sejak itu, aparat keamanan India telah menggulung beberapa sel TRF.

Namun kelompok ini tetap bertahan dan bahkan berkembang.

Pada 2022, sebagian besar militan yang tewas dalam baku tembak di Kashmir terafiliasi dengan TRF, menurut catatan pemerintah India.

Mereka semakin sering menggunakan senjata api kecil seperti pistol dalam serangan terarah, termasuk terhadap mantan personel keamanan dan mereka yang dituduh sebagai informan.

Tahun yang sama, TRF juga menggemparkan publik dengan merilis daftar wartawan Kashmir yang mereka cap sebagai “pengkhianat” karena dianggap bersekongkol dengan pemerintah India.

Setidaknya lima jurnalis langsung mengundurkan diri karena takut, mengingat ada riwayat pembunuhan semacam ini. Salah satu contohnya, Shujaat Bukhari, jurnalis senior dan pemimpin redaksi Rising Kashmir yang dibunuh pada 14 Juni 2018 di luar kantornya di Srinagar. Polisi Kashmir mengaitkan pembunuhan itu dengan LeT.

Pada Juni 2024, TRF juga mengklaim bertanggung jawab atas serangan terhadap bus peziarah Hindu di Reasi, Jammu, yang menewaskan sedikitnya sembilan orang dan melukai 33 lainnya. Bus tersebut terjun ke jurang setelah diserang.

Sumber: CNNIndonesia

Previous Post

Gunung Lewotobi Laki-laki Meletus Disertai Ledakan Besar Semalam

Next Post

PLO Gelar Pemungutan Suara Pilih Wapres Pertama Palestina

Next Post
PLO Gelar Pemungutan Suara Pilih Wapres Pertama Palestina

PLO Gelar Pemungutan Suara Pilih Wapres Pertama Palestina

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terbaru

Ambulans Nyemplung Diseruduk Truk, Jenazah Mengapung di Sungai Bali

Oknum TNI AL Pembunuh Warga Aceh Utara Dituntut Hukuman Penjara Seumur Hidup

23/05/2025
Seorang Warga Meninggal dalam Kebakaran di Aceh Tenggara

Seorang Warga Meninggal dalam Kebakaran di Aceh Tenggara

23/05/2025
Bang Yong Diduga Lecehkan Anak Dibawah Umur Hingga Lima Kali

Bang Yong Diduga Lecehkan Anak Dibawah Umur Hingga Lima Kali

23/05/2025
HT Ibrahim: Revisi UUPA Butuh Kerja Sama Semua Pihak

HT Ibrahim: Revisi UUPA Butuh Kerja Sama Semua Pihak

23/05/2025
Bupati Aceh Barat Endus 2 Oknum ASN Tak Setor Infak Rp 1,5 M

Nyan, 2,5 Juta Belanja Jasa Notaris Koperasi Merah Putih Pidie

23/05/2025

Terpopuler

Geuthe, Sosok Iskandar Pria Kelahiran Bireuen CEO Indonesia Airlines

Owalah, Kemenhub Bilang Indonesia Airlines Milik ‘Putra Aceh’ Gak Jelas

22/05/2025

Yayasan Jabal Ghafur Akhirnya Temui Mahasiswa, Apa Saja yang Disepakati?

Nyan, 2,5 Juta Belanja Jasa Notaris Koperasi Merah Putih Pidie

Koperasi Merah Putih Syariah Pantai Perak Susoh Terbentuk

Saiful Amri, Hacker Aceh yang Ditakuti Dunia

  • Home
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

© 2022 atjehwatch.com

No Result
View All Result
  • Nanggroe
    • Lintas Barat Selatan
    • Lintas Tengah
    • Lintas Timur
      • Nasional
  • Internasional
  • Saleuem
  • Feature
  • Olahraga
  • Sejarah
  • Sosok
  • Opini
  • Cerbung
  • Foto
  • Video

© 2022 atjehwatch.com