BLANGPIDIE – Bupati Aceh Barat Daya, Dr. Safaruddin, S. Sos MSP, meninjau langsung kondisi Rumah Tidak layak Huni (RTH) milik warga di Gampong Blang Raja Kecamatan Babahrot, kabupaten setempat, Rabu (18/06/2025) pagi.
Peninjauan dilakukan usai kegiatan safari subuh yang diisi dengan shalat berjamaah bersama warga di Masjid Baitul Hamdi, gampong setempat.
Pantauan awak media, Bupati Dr. Safaruddin bertindak sebagai imam dalam shalat subuh berjamaah dan menyampaikan tausiyah kepada para jamaah yang hadir.
Seusai kegiatan keagamaan tersebut, Bupati didampingi Sekretaris Daerah Abdya, Rahwadi, ST langsung mengunjungi rumah warga yang diketahui tidak layak huni.
Turut mendampingi dalam peninjauan itu, Asisten III Setdakab Abdya Rizal, para Kepala SKPK, Direktur RSUD Teungku Peukan dr Ismail Muhammad, Ketua Baitul Mal Abdya Tgk Syamsul Qamar bersama Anggota Salman Syarif, serta Kepala Sekretariat Baitul Mal Iin Supardi.
Beberapa perwakilan instansi pemerintah lainnya juga hadir dalam kegiatan itu.
Rumah yang dikunjungi Bupati Dr. Safaruddin adalah milik Hermansyah, seorang buruh tani serabutan. Ia tinggal bersama istri dan tiga anaknya di rumah berdinding papan dan beratap rumbia, berukuran sekitar 3 meter x 7 meter. Kondisi rumah tersebut terlihat sangat memprihatinkan dan jauh dari kata layak huni.
Sekretaris Gampong Blang Raja, Khairuman, mengatakan bahwa Hermansyah sudah tinggal di rumah tersebut selama lebih kurang lima tahun. Ia menyebutkan, Hermansyah bekerja serabutan di kebun kelapa sawit milik warga, mulai dari mendodos hingga melansir buah sawit.
“Sehari-harinya Hermansyah bekerja sebagai buruh tani serabutan di lahan perkebunan kelapa sawit. Kerjanya tak beraturan, kadang sebagai pendodos sawit dan kadang juga melansir buah kelapa sawit di kebun milik orang,” ujar Khairuman.
Menurutnya, penghasilan Hermansyah per hari sangat kecil dan tidak menentu, hanya berkisar antara Rp80 ribu hingga Rp100 ribu. Selain itu, pekerjaan yang dilakukan juga tidak rutin setiap hari. Hal itu membuat Hermansyah dan keluarganya hidup dalam keterbatasan.
“Penghasilannya sangat rendah, paling dapat Rp 80 ribu – 100 ribu per hari. Pekerjaan dodos dan lansir sawit juga tidak rutin, intinya yang bersangkutan adalah buruh serabutan,” jelas Khairuman.
Khairuman menilai bahwa kondisi Hermansyah sangat layak untuk mendapatkan bantuan rumah layak huni dari pemerintah. Ia pun berharap kepada Bupati Safaruddin agar dapat membantu membangunkan rumah yang layak untuk keluarga muda tersebut.
“Karena kondisi rumah yang ditempati oleh warga kami ini tidak layak, maka itu kami minta Pak Bupati Safaruddin untuk membantu rumah yang layak bagi Hermansyah,” pungkasnya.