BANDA ACEH – Rektorat Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) melarang mahasiswa UIN Ar-Raniry menggunakan lapangan tugu Darussalam.
Informasi ini disampaikan oleh Wakil Panitia Pengenalan Bimbingan Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) UIN Ar-Raniry, Hendra Rahmat, kepada atjehwatch.com, Rabu 28 Agustus 2019.
“Jadi ceritanya, kami kemarin mengirim mengirim surat pemberitahuan ke rector Unsyiah yang isinya akan menggunakan lapangan tugu pada hari ini sebagai lokasi penutupan PBAK mahasiswa baru UIN Ar-Raniry. Tapi saat kami datang, pintu masuk utama sudah tergembok,” kata Hendra.
Melihat perihal ini, kata Hendra, dirinya kemudian menceritakan hal ini kepanitiaan lainnya di UIN Ar-Raniry.
“Sekitar pukul 14.30 WIB, saya dan tiga lainnya menjumpai Satpam Unsyiah untuk menanyakan perihal pengembokan tadi. Namun oleh Satpam, kami diarahkan ke ruang petinggi yang mengurusi rumah tangga Unsyiah. Di sana cekcok terjadi,” jelas Hendra lagi.
“Menurut petinggi Unsyiah tadi, surat kami salah. Harusnya bukan pemberitahuan, tapi surat izin pemakaian tempat,” katanya lagi.
Permintaan petinggi Unsyiah untuk membuat izin pemakaian lapangan tugu, kata Hendra, agak janggal. Karena setahunya, lapangan tugu semestinya bebas digunakan oleh mahasiswa tiga kampus di Darussalam, yaitu Unsyiah, UIN Ar-Raniry dan Chik Pante Kulu.
“Maka terjadilah adu argumentasi. Tidak ada titik temu. Debatnya sekitar 30 menit. Kami akhirnya memilih keluar, dan Satpam tetap tak mengizinkan kami menggunakan lapangan tugu,” kata Hendra.
Informasi tentang cekcok tadi kemudian menyebar cepat ke UIN Ar-Raniry. Ratusan mahasiswa kemudian bergerak ke lokasi. Suasana sempat memanas, dan mahasiswa UIN semakin ramai datang ke lapangan tugu. Mahasiswa UIN Ar-Raniry kemudian merusak gembok tadi dan tetap menggelar acara di sana.
Sementara itu, Kapolsek Syiah Kuala, AKP Edi Saputra SE, yang dihubungi atjehwatch.com, mengaku persoalan tersebut terjadi hanya mis komunikasi belaka.
“Hanya mis komunikasi. Aman aman saja kok,” ujarnya.[]