BANDA ACEH – Katibul Wali Nanggroe Aceh Usman S. Sos menyebutkan ada beberapa tahapan mekanisme untuk mendapatkan pertimbangan Wali Nanggroe Aceh, dalam penyusunan ketentuan adat yang berlaku umum pada masyarakat Aceh.
“Pertama, lembaga adat melakukan kajian terhadap nilai-nilai adat dalam masyarakat,” kata Usman dihadapan para Ketua dan Kepala Sekretariat Majelis Adat Aceh (MAA) Kabupaten/Kota se-Aceh, pada acara Pembinaan Kelembagaan Adat yang berlangsung dari tanggal 18-19 September 2019 di Komplek Meuligoe Wali Nanggroe Aceh.
Hasil kajian tersebut kata Usman, disampaikan kepada Kelembagaan Wali Nanggroe untuk studi kelayakan melalui Majelis Tuha Lapan.
“Kemudian Tuha Lapan bersama Mejelis Fatwa melakukan kajian dan menyiapkan draf awal pertimbangan Wali Nanggroe Nanggroe untuk selanjutnya diserahkan kepada Tuha Peut,” sebutnya menjelaskan.
Tahapan akhirnya, Tuha Peut akan membahas kajian yang diajukan untuk difinalisasikan rancangan dan ditandatangani oleh Wali Nanggroe.
Acara yang merupakan rangkaian kegiatan Pembinaan Lembaga Adat dan Imum Mukim se-Aceh yang dimulai sejak 16 September lalu dibuka secara resmi oleh Staf Khusus Wali Nanggroe, H. Kamaruddin Abu Bakar atau akrap disapa Abu Razak.
Adapun peserta berjumlah 46 orang terdiri dari satu orang ketua dan satu orang kepala sekretariat MAA kabupaten/kota se-Aceh.
“Terbentuknya lembaga Wali Nanggroe tidak hanya menjadi bagian dari peradaban bangsa, tetapi merupakan salah satu kekhususan Aceh,” kata Abu Razak saat membacakan amanat Wali Nanggroe Aceh, Paduka Yang Mulia Malik Mahmud al Haytar.
Selain Katibul Wali, pembukaan acara turut dihadiri oleh Tgk. Zulkarnaini Hamzah atau Tgk. Ni, Ketua MUNA Tgk. Muhammad Ali, Ketua Mejelis Tuha Lapan Wali Nanggroe Tgk. Adi, serta Kabag Humas Katibul Wali Nanggroe M. Nasir Syamaun, SIP, MPA.
“Peradaban Aceh yang berasal dari adat dan budaya selama ini cenderung mengalami pergeseran fungsi. Oleh karena itu lembaga-lembaga adat di bawah koordinasi Wali Nanggroe menambah wawasan dan mencari solusi untuk memperkuat kembali adat dan budaya Aceh,” kata Abu Razak menyebutkan salahsatu tujuan digelarnya kegiatan tersebut.
Selain Katibul Wali Nanggroe, para pemateri lainnya adalah Tgk. Ni, Kabag Program dan Keuangan Dr. Husnan, MP, Staf Khusus Wali Nanggroe Rustam Effendi, serta Wakil Rektor ISBI Aceh Drs. Yusri Yusuf, M.Pd.[]