Jakarta – Nilai tukar rupiah tercatat di posisi Rp14.175 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan pasar spot Selasa (8/10) pagi pukul 08.06 WIB. Posisi ini melemah 0,091 persen dibanding dari nilai pada penutupan Senin (7/10) Rp14.162 per dolar AS.
Pagi hari ini, mayoritas mata uang utama Asia melemah terhadap dolar AS. Yen Jepang melemah 0,07 persen, baht Thailand melemah 0,06 persen, won Korea melemah 0,02 persen, ringgit Malaysia melemah 0,04 persen, serta peso Filipina melemah 0,06 persen
Di kawasan Asia, hanya dolar Hong Kong yang berada di posisi stagnan terhadap dolar AS. Sementara mata uang negara maju seperti poundsterling Inggris melemah 0,05 persen terhadap dolar AS, euro melemah 0,01 persen dan dolar Australia melemah 0,05 persen terhadap dolar AS.
Kepala Riset PT Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS kembali rebound pada Senin (7/10) malam. Dengan demikian, hal tersebut menjadi penyebab penguatan dolar AS dan bisa mendorong pelemahan rupiah terhadap dolar AS pada hari ini.
Ariston juga mengatakan rupiah melemah karena pelaku pasar mengantisipasi pertemuan antara AS dan China terkait perang dagang.
“Pasar masih tanda tanya soal hasil negosiasi dagang AS dengan China, karena dua pihak menginginkan hal yang berbeda,”Kata Ariston saat melalui pesan singkat, Selasa (8/10).
Dia melanjutkan, AS ingin kesepakatan yang komprehensif meliputi perlindungan hak kekayaan intelektual perusahaan AS, sementara China hanya mau kesepakatan parsial yang berkaitan dengan pembelian produk pertanian AS dan pengurangan tarif impor barang China.