PASIEN anak ini bernama Muhammad Yusuf. Umurnya sudah 10 tahun tapi postur tubuhnya relatif lebih kecil dari usianya.
Ia menderita Cerebral Palsy. Istilah ini dalah bahasa kedokteran. Cerebral palsy adalah gangguan gerakan, otot, atau postur yang disebabkan oleh cedera atau perkembangan abnormal di otak, paling sering terjadi sebelum kelahiran. Tanda dan gejala muncul selama masa bayi atau prasekolah.
Layaknya bayi pada umumnya, M Yusuf hanya menegadah saat melihat orang yang membesuknya.
Muhammad Yusuf merupakan anak ke 5 dari 6 bersaudara asal Desa Buket Drien, Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Aceh Timur. Ia sudah 16 hari dirawat di Arafat 1, kamar 6 RSUZA Banda Aceh.
Selama perawatan di RSUZA Banda Aceh, M Yusuf dijaga oleh sang ibu bernama Jubaidah.
Ke ruangan inilah, Iskandar Usman Al-Farlaky, anggota DPR Aceh dari Partai Aceh, berkunjung pada Minggu siang, pukul 12.30 WIB. Ini merupakan kunjungan ketiga terhadap pasien atas nama M Yusuf.
Kunjungan pertama ketika M Yusuf divonis mengidap hidrosefalus pada awal-awal Irwandi terpilih kedua kalinya. Sedangkan kedua sekitar 16 hari yang lalu, saat M Yusuf dirujuk dari Aceh Timur.
Iskandar mengaku prihatin atas kondisi M Yusuf. Bocah seusianya seharusnya sedang masa-masa bermain. Namun sosok ini justru terlahir dengan banyak cobaan. Apalagi ia berasal dari keluarga yang serba kekekurangan.
“Kiban kondisi Si Yusuf kak? Na kureung?” ujar Iskandar tiba-tiba.
Saat dikunjungi Iskandar, dalam kamar M Yusuf terdapat beberapa mahasiswa UIN Ar-Raniry yang sedang berkunjung, relawan dari komunitas peduli dhuafa. Mereka sama-sama berempati atas penderitaan yang menimpa M Yusuf.
“Alhamdulillah ka leubeh get pak. Bunoe baroe lon cok ubat,” kata Jubaidah.
Matanya kemudian sibuk mencari sesuatu. Pandangannya kemudian mengarah ke kantong plastik yang terdapat di dekat kasur M Yusuf. Kantong plastik itu berisi obat-obatan yang kemudian diserahkannya ke Iskandar.
“Nyan vitamin saboh. Saboh teuk untuk luka,” ujar Jubaidah.
Jubaidah mengaku pengobatan terhadap M Yusuf selama ini berasal dari bantuan para pihak, seperti komunitas peduli dhuafa serta pribadi-pribadi yang berempati seperti Iskandar Usman Al-Farlaky
“Bantuan ureung nyoe mandum hana mampu lon balas,” kata Jubaidah dengan nada sedih.
Sementara Iskandar, berharap pengobatan terhadap M Yusuf bisa terus berjalan walaupun dengan segala kekurangan.
“Kekurangan ini kita tutupi sama-sama. Saya akan membantu sebisa mungkin,” ujar Iskandar yang berasal dari Dapil Aceh Timur ini.
Bagi Iskandar sendiri, mengunjungi pasien dari Aceh Timur di RSUZA merupakan kegiatan rutin yang dilakukannya saban hari. Sekitar pukul 14.00 WIB, Iskandar pamit dari ruang M Yusuf. Ia kembali membesuk sejumlah pasien asal Aceh Timur lainnya, seperti Hanafiah alias Cantoi, mantan kombatan GAM di lain yang sedang menderita penyakit paru.
Hanafiah sendiri dalam kondisi memprihatinkan. Ia berharap bantuan dari rekan-rekan seperjuangannya yang kini telah sukses.
Kemudian Iskandar juga mengunjungi M Fauzan, di ruang Raudah 2, kamar 6, RSUZA. Pasien M Fauzan berasal dari Simpang Ulim.
Selanjutnya ke ruang Mina I, kamar 7, untuk membesuk Muhammad Sami. Serta ke ruang Nabawi, kamar 5, untuk melihat pasien atas nama Maryamah asal Peureulak.
Ke semua pasien yang dikunjungi, Iskandar menyerahkan bantuan yang berasal dari keuangan pribadi. Iskandar berharap bantuan ini dapat membantu keluarga pasien selama berada di Banda Aceh.
“Kalau diliat dari jumlahnya, sangat sedikit. Namun saya berharap bantuan ini bisa membantu para pasien ini. Saya juga berharap RSUZA memberi layanan terbaik untuk kesembuhan para pasien ini,” kata Iskandar.[]