BANDA ACEH – Sekitar dua ribu jenis batu mulia siap dilombakan dan dipamerkan dalam momentum Aceh Kembali Meugiwang di Taman Seni dan Budaya Aceh yang digelar pada 9-12 November 2019.
Ketua Pelaksana Festival Batu Mulia Nasrul Sufi mengatakan dalam gelaran ini tak hanya menghadirkan sejumlah jenis batu tetapi juga semua pengasah dan pengrajin batu di berbagai daerah seperti Banda Aceh, Aceh Barat dan Bireun,
“Misalnya, Lhoksumawe dan beberapa kabupaten lain di Aceh penuh dengan pesanan, untuk asah 2 biji batu saja harus menunggu sampai seminggu, begitu juga para pengrajin tempah perak dan crum suasa,” kata Nasrul dalam keterangan tertulis, Minggu (10/11/2019).
Ia mengungkapkan acara ini menunjukkan bahwa Batu Cincin Aceh mulai kembali digemari.
Respons positif masyarakat pun terlihat dari jumlah peserta yang mendaftar stand bazar yakni tiga puluh stand. Peserta yang hadir datang dari berbagai wilayah baik dari di Aceh hingga luar Aceh.
“Antusias para kolektor batu sudah lama menunggu event ini terlaksana di Aceh. Khusus peserta dari luar Aceh, kami diperkirakan akan hadir 1 hari sebelum hari H,” kata Nasrul.
Panitia memperkirakan jumlah pendaftar kontes batu muia mencapai 2000 batu. Persiapan gelaran ini pun sudah dilakukan dengan optimal oleh panitia.
Menurutnya selain sebagai strategi untuk menarik minat pecinta dan kolektor batu di Indonesia, festival batu mulia ini juga menjadi momentum bagi para kolektor batu untuk berwisata di Aceh ke sejumlah destinasi dan objek wisata yang ada. Selain itu dalam festival ini juga diselenggarakan lelang batu-batu terbaik yang bisa diikuti oleh pengunjung atau masyarakat umum.
Nasrul menjelaskan batu-batu yang akan masuk kontes pada festival Aceh Kembali Meugiwang di antaranya adalah kelas Idocrase, kelas Calcedony, kelas Bacan, kelas Batu Gambar, kelas Kalimaya, kelas Panca Warna Kristal dan Badar, kelas Nephrite, kelas Black Jade, kelas Es Jade, kelas Amethis dan Kinyang. Pihaknya juga mempersiapkan dana pembinaan bagi juara umum sebesar Rp 20 juta, dan juara dua Rp 10 juta serta juara tiga Rp 5 juta,” kata dia.
“Juga kelas Bulu Macan dan Klawing/Jasper, kelas Tapak Jalak, kelas Yakut dan Kecubung Wulung, kelas Sulaiman dan Guliga, kelas Batu Raja, kelas Teratai dan kelas Unik Antik,” ujarnya.
Pada kesempatan yang sama Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh Jamaluddin menyebutkan, perhelatan festival batu mulia tersebut bertujuan untuk meningkatkan kunjungan wisata ke Banda Aceh dan Aceh secara umum.
“Kita target 1.000 pengunjung yang datang ke Aceh untuk meramaikan kontes batu mulia ini, diharapkan dapat mengangkat perekonomian dan kepariwisataan di Aceh,” kata Jamaluddin.