KUALA BARU – Kreditanstalt für Wiederaufbau (KfW) yang bekerjasama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Cabang Kuala Baru Laut (KBL) dalam program Biodiversity Conservation and Climate Protection In the Gunung Lauder Ecosystem (BCCPGLE) mengajak masyarakat KBL untuk bertani dalam kesempatan sekolah lapangan (SL) Agroforestry Ekosistem bersama warga KBL di Haru Asmara Kuala Baru.
Hal ini disampaikan perwakilan BCCPGLE-KFW KBL kepada atjehwatch.com, Sabtu 16 November 2019.
Pestisida Nabati (Pesnab) merupakan ramuan yang digunakan sebagai pembunuh hama pada tumbuhan agar tumbuhan tetap subur seperti yang diharapkan petani.
Dalam pertemuan itu, Dyaul Authar selaku pemateri menerangkan kepada warga KBL cara membuat Pesnab. Adapun bahan yang digunakan, tembakau, sari wangi, air beras, dan pinang muda.
Selain itu, Dyaul Authar juga menerangkan cara pembuatan Plant Growth-Promoting Rhizobacteria (PGPR) . PGPR digunakan untuk okulasi artinya perangsang tumbuhan.
“PGPR mampu mempercepat tumbuhan, biasanya bibit tumbuh seminggu, bisa jadi 2 hari. Cara penggunaannya rendamkan PGPR pada tumbuhan selama 2 jam,” kata Dyaul.
Adapun bahan yang digunakan akar bambu, gula merah, kapur sirih, terasi air kelapa dan air secukupnya.
Proses pembuatannya yaitu panaskan air kelapa dalam dandang, tambahkan air tunggu mendidih. Setelah mendidih, dinginkan, barulah dicampur gula merah, kapur sirih, dan terasi. Setelah itu, masukkan ke dalam jerigen simpan selama 6 hari. Barulah siap digunakan.
Bukan hanya itu saja untuk mendapatkan hasil tani yang maksimal terang Dyaul Authar. Pemeliharaan kebun juga harus diperhatikan seperti pemangkasan dahan yang mati, tumbuhan air yang tidak produktif, daun kering yang jatuh di tanam baiknya dijadikan pupuk kompos.
Oleh karena meningkatkan minat tani, program SL KBL setiap seminggu sekali dilakukan yang diikuti masyarakat Kuala Baru Laut agar masyarakat mau bertani.
“Kita merangkul masyarakat melalui pelatihan ini seminggu sekali, insyaAllah masyarakat mampu melakukan yang kita pelajari dalam SL selama ini,” kata Dyaul.
Disamping itu, warga bukan hanya diajak bertani saja. Praktek pertanian materi didapatkan dari Fasilitator KFW KBL dan juga seusai SL setiap peserta diberikan uang transport.
“Melalui program ini agar masyarakat KBL serius bertani, kita akan support,” harap Dhiyaul
Selama mengikuti SL, warga merupakan peserta SL mengaku sangat terbantu dengan adanya program ini. Bisa dapat ilmu bertani dan sekaligus dapat uang transportasi.
“Kami banyak tau tentang pertanian. Apalagi selesai SL uang transport diberikan Fasilitator KfW, kami sangat senang. Jarang-jarang ada kegiatan begini. Semoga ke depan kami bisa bertani dengan serius” kata Hizri Almi salah satu peserta SL.
Peserta SL diikuti dari berbagai kalangan, pemuda, pemudi dan bahkan orang tua yang bertempat tinggal di KBL. []
Laporan Muiza