KUTACANE – Proyek pengerasan jalan Peseluk Simbe Jambur Latong diduga asal jadi. Akibatnya, sejumlah petani pengguna jalan tersebut harus bergotong royong. Peristiwa ini terjadi di kawasan perkebunan Jambur Latong, desa Peseluk Simbe, kecamatan Depok, Aceh Tenggara, Senin 23 Desember 2019.
Para petani kebun ini bergotong royong untuk memperbaiki jalan, agar memudahkan mereka yang hampir setiap hari menggunakan jalan tersebut menuju lahan pertanian mereka di kawasan Jambur Latong.
Salah seorang petani, GNW (32), warga desa Lawe Sagu Hulu, menuturkan, semenjak dikerjakan oleh pihak kontraktor, kondisi jalan tersebut semakin susah dilalui. Sebab, jalan yang sudah dikeruk menggunakan alat berat itu malah belum ditimbun material sirtu.
“Semenjak jalan ini dikerjakan oleh orang proyek, kami yang setiap hari lewat malah makin susah. Sebab, batu material yang ada di jalan ini dikeruk, sekarang jalannya seperti di atas lumpur, apalagi kalau hujan tiba, makin susah kami lalui,” kata Gunawan kepada atjehwatch.com.
Anehnya, lanjut GNW bertanya, setelah dikeruk jalan tersebut seperti ditinggal begitu saja, tanpa ada upaya penimbunan material situ atau material batu split. GNW meminta agar pihak kontraktor menimbun jalan itu dengan material sirtu atau batu split agar memudahkan petani dan pengguna jalan lainnya.
Informasi yang berhasil diperoleh dari Unit Layanan Pengadaan Aceh Tenggara, nama paket pekerjaan yaitu, pengerasan jalan Peseluk Simbe – Jambur Latong, Pagu anggaran hampir Rp 700 juta, bersumber dari APBD Aceh Tenggara 2019, unit kerja dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang Aceh Tenggara, CV Alvarazi sebagai pemenang tender.
CV Alvarazi yang beralamat di desa Pedesi, kecamatan Bambel, Aceh Tenggara, disebut-sebut milik anak kandung oknum Pejabat di dinas PUTR Aceh Tenggara.
Tidak hanya itu, CV Alvarazi, diduga hanya sebagai perusahaan sewaan, disebaliknya, nama Hattarudin, Kadis DPKKD Aceh Tenggara, disebut-sebut sebagai kontraktor pekerjaan jalan itu.
Keterlibatan Hattarudin itu bukan tanpa alasan, GNW sebagai orang yang memberikan informasi terkait permasalahan proyek jalan tersebut, mengaku sudah dijumpai oleh Hattarudin, Selasa, dan Hattarudin meminta agar postingan GNW di akun Facebook milik GNW terkait persoalan peroyek jalan itu, agar dihapus.
Rasyid Efendi, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang Aceh Tenggara ketika dikonfirmasi atjehwatch.com, Selasa, 24 Desember, terkait persoalan tersebut, tidak membalas pesan, meski sudah membacanya. []
Laporan Sapti Afandi