JANTHO – Irigasi saluran primer dan sekunder di Aceh Besar mengalami pengendapan oleh lumpur yang dibawa dari hulu sungai. Begitu pula pintu air banyak mengalami kerusakan, akibatnya air yang mengalir banyak yang terbuang dan distribusi air mengalami pelambatan.
Selain itu, kendala lainnya saat musim hujan banyak persawahan tergenang dan petani mengalami kerugian, padi yang baru ditanam mesti ditanam ulang.
Hal tersebut disampaikan oleh Juanda Djamal, ketua fraksi Partai Aceh saat melakukan tinjauan langsung ke lapangan bersama Kabid OP Irigasi, Ikhsan dan didampingi oleh kepala ranting Anwar, serta Pak Yusri Camat Sukamakmur.
Pengawasan lapangan tersebut merupakan tindak lanjut atas laporan petani di pintu 9 dan petani di pintu 11 atau kemukiman Lamlheu, kecamatan Sukamakmur, Aceh Besar. Peninjauan juga dilakukan ke titik genangan air di persawahan Baet dan Tampok, Selasa 24 Desember 2019. Tampak banyak pengendapan di saluran primer dan juga sampah baik kayu maupun sampah rumah tangga seperti pampers.
”Awalnya kita mendapat laporan dari petani yang tergenang oleh air setelah hujan di Minggu yang lalu. Menurut Petani, akibat tidak berfungsi pintu air karena rusak maka air di persawahan tidak mengalir, selain itu saluran utama juga penuh lumpur, jadi saluran pembuang juga tertutup,” kata Juanda Djamal.
“Petani mengalami kesulitan saat musim penghujan karena berlimpah air, namun sebaliknya saat musim kemarau mereka butuh air, dilematis ya,”ungkap Juanda yang ditemui setelah kembali dari tinjauan lapangan. Namun kita mesti fikirkan solusi untuk musim tanam berjalan dan semua saluran yang rusak mesti kita perbaiki kedepan, perlu membangun manajemen air yang lebih tepat supaya petani bisa mendapatkan air dikala butuh, tapi juga menyimpan air dikala berlebih.”
”Jangan saling lempar tanggung jawab atau saling menyalahkan, sejauh ini kita perlu terus membangun langkah koordinatif sebenarnya, bukan hanya dinas PUPR sebagai dinas terkait, juga dinas pertanian karena ada kebutuhan benih dan pupuk, dan bahkan melihat permasalahan hari ini, kita mesti melibatkan dinas lingkungan hidup juga, perlu edukasi supaya tidak ada warga yang membuang sampah kedalam irigasi, kasihan petani ya, saat menanam tapi terpegang sampah pampers,” kata Juanda Djamal lagi.
Saluran irigasi memang bukan tanggung jawab dinas PUPR Aceh Besar, terkait dengan saluran primer dan sekunder itu dibawah provinsi.
“kita pelru membuat laporan dan rekomendasi supaya saluran primer dan sekunder segera dapat dibersihkan oleh endapan lumpur dan yang rusak juga dapat diperbaiki, begitu juga masalah lainnya, yang memungkinkan kita perbaiki maka segera kita tindak lanjuti, termasuk memperbaiki pintu air,” kata Ikhsan, Kabid OP Irigasi PUPR Aceh Besar yang didampingi oleh Hamdani.
Diakhir pertemuan, Juanda juga telah merencanakan untuk mengagendakan pertemuan terpadu antara dinas PUPR, Dinas pertanian, dan bahkan mengundang ketua kelompok tani, imum mukim dan Keujreun Blang terkait membangun koordinasi dan menyepakati langkah-langkah strategis yang mesti dilakukan supaya musim tanam hari ini dan kedepan dapat lebih lancar.
“Kita ingin bangun model di BPP Sukamakmur, dan mudah-mudahan dengan kerja bersama petani dapat meningkatkan hasil produksi pada tahun ini dan musim tanam kedepan,” kata Juanda Djamal.