SIGLI – Bencana tusnami yang melanda Aceh 15 tahun lalu, telah mengajarkan banyak hal kepada kita. Peristiwa itu telah membuat duka dan trauma kehilangan, kepedihan, dan keterpurukan Lengkaplah penderitaan kita pada saat itu. Ditambah saat itu Aceh masih berada disituasi konflik yang belum berakhir. Dunia telah mengakui tsunami Aceh sebagai bencana paling parah di abad 21.
“Korban yang meninggal pada bencana lebih dari 200 ribu jiwa, dan menyebabkan lebih dari setangah juta warga Aceh tinggal di tenda-tenda dan barak pengungsian sampai beberapa tahun kemudian,” kata Pelaksana Tugas Gubernur Aceh pada zikir mengenang Tsunami Aceh ke-15 tahun di Pidie Convention Center (PCC), Sigli, Kamis 26 Desember 2016.
Namun–kata Plt Gubernur–peristiwa tsunami juga telah memberi banyak pelajaran, menjadi lebih tahu bagaimana saling membantu dan berbagi, bangkit membangun bersama-sama, saling menghargai dan menguatkan solidaritas, memperkaya pengetahun dan membuat kita lebih tabah dan lebih tangguh menghadapi alam.
“Ini penting menjadi pengetahuan bersama bahwa Allah SWT bukan sedang menyiksa hambanya, tetapi Allah sedang menguji ummatnya sesuai kemampuan kita,” ujar Nova Iriansyah.
Setelah itu Allah menampakan rahasiaNya setelah bencana Tsunami, konflik Aceh berakhir setelah 8 bulan tsunami dengan hadirnya Perdamaian Aceh 15 Agustus 2005 melalui perundingan bersejarah dan bermartabat di helsinki, Fidlandia.
“Perdamaian ini kemudian dikenal dunia sebagai model perdamaian yang terbaik yang pernah ada,” jelas Nova.
Setelah perdamaian–lanjut Nova–Aceh terus bangkit membangun kesejahteraan Rakyat Aceh.
“Tujuan kita memperingati Tsunami bukanlah untuk membangkitkan luka lama, melainkan untuk membangkitkan semangat kita guna menjadikan bencana itu sebagai momentum meningkatkan ketaqwaan sejligus penyadaran pada kita agar peduli pada lingkungan dan selalu waspada terhadap segala jenis bencana,” tambah Nova.
Pelaksanaan kegiatan peringatan Tsunami Aceh mengambil thema “Melawan Lupa, Siaga Bencana” ini dihadiri ribuan warga. Hadir Kepala Badan Nasional Penaggulangan Bencana (BNPB) Letnan Jenderal TNI Doni Monardo, Ketua DPR Aceh Dahlan Jamaluddin, Wakil Ketua DPR Aceh Dalimi, SE,Ak dan Hendra Budian, Wakil Ketua Pembina PKK Dyah Erti Idawati, Bupati Pidie Roni Ahmad, Wakil Bupati Pidie Fadlullah M Daud, kalangan ulama, SKPK Pidie dan SKPA, Forkompimda, Ormas dan ribuan masyarakat Pidie.
Tausiah disampaikan Ustadz H.M. Syauqi MZ, putra Kyai kondang Alm Zainuddin MZ.[ji]