Kenya -Wabah belalang gurun terburuk dalam 70 tahun terakhir tengah melanda Kenya. Bayangkan saja, ratusan juta belalang menyerbu negara itu dari Somalia dan Ethiopia.
Kawanan serangga hama tersebut menghancurkan tanah pertanian dan apapun yang dilewatinya. “Bahkan sapi-sapi pun mungkin bertanya-tanya apa yang sedang terjadi. Mereka memakan segalanya,” ujar Ndunda Makanga yang berjam-jam coba mengusir belalang dari ladangnya.
Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) memprediksi hal lebih buruk. Kala nanti hujan turun bulan Maret dan tanaman mulai tumbuh, belalang yang cepat berkembang biak itu bisa bertambah 500 kali lipat sebelum kemarau bulan Juni menghambat mereka.
Estimasinya, butuh tindakan cepat dengan anggaran senilai USD 70 juta untuk melawan belalang dengan pestisida. Tapi itu tak mudah, terutama di Somalia, karena banyak konflik peperangan di sana.
Di Kenya, sudah sekitar 70 ribu hektar tanah diserbu belalang. Kerumunan tunggal belalang bisa mengandung 150 juta ekor per kilometer persegi, setara dengan 250 lapangan sepakbola. Pasokan makanan bagi warga pun terancam.
“Penduduk lokal sungguh ketakutan karena kawanan belalang itu memakan semuanya. Saya tak pernah melihat jumlah sebanyak itu sebelumnya,” ujar pejabat pertanian setempat, Francis Kito.
Perubahan iklim ditengarai jadi salah satu sebab parahnya wabah belalang ini lantaran kondisi jadi ideal untuk perkembangbiakan mereka.
Tahun 2019, wilayah itu dilanda kondisi iklim dan cuaca yang tidak umum, termasuk hujan sangat lebat antara Oktober dan Desember. Angin siklon juga melanda Somalia dan Ethiopia di Desember, sehingga belalang berkembang makin pesat.