Pemerintah Aceh memang telah mampu ‘memaksakan’ sebahagian warga di Aceh untuk istirahat di rumah. Warkop dan pusat keramaian di Banda Aceh tutup sementara.
Para PNS dan pegawai kontrak juga mulai berkerja di rumah terhitung Senin 23 Maret 2020. Satpol PP, kepolisian serta TNI mulai wara-wiri untuk memastikan kebijakan yang diambil tersebut berjalan dengan efektif.
Semua kebijakan ini diambil untuk kepentingan bersama. Tujuannya agar siklus wabah Corona yang melanda Indonesia tak tertular hingga ke Aceh. Meski berat, ini tentu hatus dipatuhi demi kepentingan bersama.
Namun ada persoalan yang masih menganjal pasca keputusan tersebut diberlakukan. Bagaimana dengan nasib pekerja lepas yang mencari uang demi hari demi untuk menghidupkan keluarga.
Ada tukang parkir yang kehilangan pemasukan akibat kebijakan tadi. Ada penjual yang kehilangan omset bahkan cenderung rugi.
Ada pedagang sayur mayur serta sejumlah pekerja lepas lainnya yang harus melalui hari-hari berat pasca aturan tersebut diberlakukan.
Ada anak yatim piatu di kampung-kampung yang mengurung diri dengan ketakutan di rumah rumah tanpa stok logistic yang memadai. Haruskan kita semua membiarkan mereka melalui hari-hari kedepan ini dengan kelaparan? Kita menantikan sikap pemerintahan Aceh terkait hal ini.
Di Amerika, pemerintah membayar 16 juta perjiwa bagi pekerja lepas yang terkena imbas ekonomi akibat wabah Corona.
Sementara di Inggris, pemerintah itu juga akan menanggung 80 persen gaji pekerja lepas di negaranya yang terkena imbas wabah Corona. Kemudian di Jakarta, Anies Baswedan juga akan mengambil kebijakan serupa.
Bagaimana dengan di Aceh?
Masyarakat kita melalui hari-hari yang sulit, bahkan jauh sebelum wabah Corona, menyerang Indonesia. Tingkat kemiskinan di Aceh berada di atas rata-rata nasional. Ada banyak pekerja lepas yang mengandalkan hidup dari pendapatan harian.
Apakah kita harus mengorbankan mereka? Ataukah pemerintah Aceh memiliki langkah seperti Amerika, Inggris dan Jakarta, untuk merendam ketakutan warga serta himpitan ekonomi selama wabah Corona berlangsung.
Pemerintah Aceh perlu membuka hati untuk semua. Jangan biarkan ada yang kelaparan selama wabah ini berlangsung. Pikirkan nasib yatim piatu di kampung-kampung. Carilah kebijakan untuk mereka yang bekerja lepas.[]