BANDA ACEH – Gubernur Aceh, Ir Nova Iriansyah, MT meminta kepada SKPA, Instansi Vertikal dan seluruh Bupati dan walikota agar fokus dalam menghadapi krisis pangan yang diperkirakan akan terjadi November 2020 sampai Januari dengan 2021.
“Kita harus berpikir ketahanan pangan dalam menghadapi krisis pangan, kita punya enam bulan, bila katakanlah kalau Januari 2021 terjadi krisis pangan. Kita perlu melibatkan semua pihak, TNI/Polri, LSM, Kabupaten/kota,”ujar Plt Gubernur Aceh disampaikan pada acara Rapat High Level Meeting (HLM) TPID se-Aceh semester I Tahun 2020 yang dilaksanakan secara Daring 5 Mei April 2020.
Plt Gubernur Aceh juga telah memerintah Distanbun Aceh untuk mendukung kegiatan kebutuhan alsintan, bibit dan pupuk.
“Produksi beras kita tinggi, cuma kekurangan dalam hal pengolahan terhadap gabah yang ada,”ujar Nova.
“Setahun kedepan kita harus melakukan produksi dan proteksi bahan pangan kita, karena yang lain juga melakukan hal yang sama”ujar Nova. Plt Gubernur Aceh itu juga mengatakan bahwa pertukaran data komuditi antar kabupaten/kota sangat penting.
“Harus menggunakan aplikasi data saling tukar untuk menjaga pasokan dan harga pasar,” tambah Nova.
Sementara itu, masih tingginya harga gula dan bawang merah serta ketersediaan kedua komuditi tersebut masih menjadi fokus laporan dari Bupati/walikota dalam rapat tersebut. Sementara kepala Dolog menyatakan bahwa, “Dolog terus mengupayakan ketersediaan gula untuk Aceh, sekarang sudah ada di pasaran 100 ton, namun menjelang idul fitri akan masuk 360 ton lagi dan kemudian akan ada masuk lagi 600 ton”ujar Irsan.
Sementara itu Asiste II, Teuku Dadek yang juga bertindak sebagai pimpinan rapat mengatakan bahwa, “Hari ini sudah didistribusikan bawang merah dari Temanggung sebanyak 7 Ton, kita harapkan pengecer dapat melepaskan dengan harga 28.000/kg. Karena bawang merah tersebut pengangkutannya disubsidi pemerintah.”