Jakarta – Informasi terkait ratusan pengungsi etnis Rohingya yang diperkirakan sedang berlayar menuju Malaysia menjadi perhatian serius Polda Aceh. Patroli udara terus dilakukan untuk mengantisipasi masuknya etnis Rohingnya di masa pandemi virus Corona (COVID-19).
“Patroli udara yang dilakukan ini hari meliputi wilayah perairan Banda Aceh, Aceh Besar, dan Pidie. Patroli udara ini menggunakan satu unit heli milik Polairud,” kata Direktur Polairud Polda Aceh Kombes Jemmy Rosdiantoro kepada wartawan, Kamis (14/5/2020).
Selama patroli digelar di tiga wilayah tersebut, belum ditemukan adanya pengungsi Rohingya. Patroli udara selanjutnya dilakukan pada Jumat (15/5) ke Bireun, Lhokseumawe, dan Aceh Timur.
“Kegiatan patroli ini akan terus kita lakukan sekaligus untuk memantau perkembangan situasi saat ini,” ujarnya.
Berdasarkan informasi yang diperoleh polisi, katanya, ada sekitar 500 orang pengungsi etnis Rohingya yang diperkirakan sedang berlayar menggunakan dua kapal menuju Malaysia. Pada Selasa (5/5) lalu, mereka sudah berada di Laut Andaman yang berbatasan dengan Utara Aceh.
“Mereka (Rohingya) menuju ke Malaysia dan tidak menutup kemungkinan karena satu dan lain hal mereka singgah di Perairan Indonesia. Untuk menindaklanjuti dan menyikapi informasi tersebut, makanya hari ini kita gelar patroli udara,” jelas Jemmy.
Jemmy mengajak para nelayan di Aceh untuk memantau keberadaan warga etnis Rohingya tersebut. Bila menemukan di laut di wilayah Indonesia, mereka diminta untuk segera melapor ke instansi terkait agar diambil langkah penanganan.
“Upayakan tidak diarahkan ke darat. Bila perlu bantuan segera kita penuhi dan kemudian dipersilahkan melanjutkan perjalanan ke tempat tujuannya,” katanya.
Untuk diketahui, seorang pria Rohingya dilaporkan terinfeksi virus Corona (COVID-19). Ia merupakan orang pertama yang terpapar Corona di kamp pengungsi di Bangladesh.
Dilansir AFP, WHO mengumumkan dua kasus Corona di dalam dan sekitar kamp pengungsi di Bangladesh. Satu pasien merupakan pria Rohingya yang tinggal di dalam kamp pengungsian dan pasien lainnya tinggal di dekat kawasan pengungsian.
“Satu pasien berasal dari populasi pengungsi dan satu lagi dari populasi di sekitarnya,” kata juru bicara WHO Catalin Bercaru kepada AFP, Jumat (15/5).
Bercaru mengatakan tim investigasi cepat sedang dikerahkan untuk menindaklanjuti kedua kasus tersebut. Kontak terakhir dengan pasien sedang dilacak. Koordinator kesehatan setempat Abu Toha Bhuiyan mengatakan dua pengungsi telah diisolasi di rumah sakit rujukan.
Pemerintah Bangladesh menyebut langkah-langkah pencegahan penyebaran virus Corona sedang ditingkatkan. Sejumlah pakar kesehatan telah mengingatkan otoritas Bangladesh akan bahaya penyebaran virus di dalam kamp pengungsi.