Banda Aceh – Tim Siaga Covid-19 Kota Banda Aceh meminta gampong untuk memperketat pengawalan Orang Dalam Pemantauan (ODP), terutama menghadapi arus balik lebaran Idul Fitri 1441 H.
Hal tersebut disampaikan oleh Wali Kota Banda Aceh Aminullah Usman usai memimpin rapat di pendopo, Jumat 29 Mei 2020 malam. Rapat itu dihadiri oleh seluruh unsur Forkopimda, para camat, Kepala SKPK, dan pejabat terkait lainnya.
Kata Aminullah, per 29 Mei 2020, di Banda Aceh terdapat tiga warga positif Corona, dengan rincian dua orang telah sembuh dan satunya lagi masih dirawat. “Sementara ODP tersisa 15 orang setelah 838 selesai dilakukan. Kalau yang berjumlah 16 orang, semua sudah sembuh.”
“Alhamdulillah, sampai saat ini belum ada terjadi transmisi lokal di kota kita. Berkat dukungan masyarakat dan seluruh stakeholders, Covid-19 terkendali di Banda Aceh. Hal ini harus kita pertahankan, salah satunya kita tadi sepakat dengan Tim Siaga Covid-19 untuk memperkuat pengawalan terhadap ODP di gampong-gampong,” katanya.
Untuk itu, ia pun meminta para camat untuk berkoordinasi dengan para keuchik di wilayahnya masing-masing. “Pastikan setiap warga yang baru dari kuar kota atau pendatang, menjalani karantina mandiri selama 14 hari. Jika ada gejala klinis segera hubungi tim medis untuk penanganan lebih lanjut.”
Hal lainnya, wali kota meminta masyarakat untuk mewaspadai Orang Tanpa Gejala (OTG) yang menjadi carrier virus Corona, mengingat satu orang warga Banda Aceh terkonfirmasi positif meski tidak memunjukkan gejala klinis seperti demam, batuk, atau sesak nafas, pada Kamis 28 Mei 2020.
Menurut Aminullah, OTG ini yang lebih berbahaya karena bisa menularkan virus Corona secara diam-diam. “OTG ini tidak terdeteksi dan bisa saja ia tidak menyadari apapun, kecuali diuji medis baik rapid test maupun swab. Oleh karenanya kita harus lebih waspada terutama terhadap orang yang baru saja pulang dari luar kota,” katanya.
Terkait dengan kebijakan “new normal” dalam menghadapi pandemi Corona, pihaknya, kata Aminullah, menunggu arahan dari pemerintah provinsi dan pusat. “Meski begitu, kita tetap mempersiapkan diri menuju new normal dengan menyusun rencana aksi, mulai dari penyelenggaraan pendidikan, ekonomi seperti pasar dan Warkop, dan aktivitas perkantoran, serta sektor-sektor lain,” ujarnya.
Pada rapat yang bertepatan dengan hari terakhir penetapan status tanggap darurat skala provinsi untuk menangani pandemi Corona itu, juga dipaparkan kerja-kerja yang sudah dilakukan Pemko Banda Aceh dan Tim Siaga Covid-19
“Terkait refocusing anggaran ada penambahan dari Rp 19 miliar menjadi Rp 24,7 miliar, dan realisasinya per 28 Mei 2020 mencapai Rp 7,3 miliar yang kita gunakan untuk pengadaan paket Sembako, peralatan dan perlengkapan disinfektan, serta biaya-biaya lainnya,” kata wali kota.
Adapun berbagai hal yang sudah dilakukan di antaranya penyemprotan disinfektan di tempat publik termasuk rumah ibadah, pemberian diskon tagihan PDAM, penyelenggaraan rapid test, dan pembagian paket Sembako dan masker. “Perwal wajib masker juga sudah kita keluarkan beberapa waktu yang lalu,” ujarnya.
Di sisi lain, upaya sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat secara gencar terus dilakukan. “Bahkan Banda Aceh termasuk yang paling aktif jika dibandingkan kabupaten/kota lainnya di Indonesia. Kalau publikasi via media massa, Kota Banda Aceh dan wali kotanya bahkan nomor satu paling banyak pemberitaan tentang Covid-19,” ujarnya lagi. []