BANDA ACEH – Posisi Haizir Sulaiman sebagai Direktur Utama PT Bank Aceh Syariah (BAS) mulai digoyong. Meski baru dilantik oleh Plt Gubernur Aceh Nova Iriansyah pada 8 Oktober 2018 lalu, di pendopo gubernur Aceh, namun tampuk tertinggi di Bank Aceh itu mulai berduri.
Informasi yang diperoleh atjehwatch.com, Haizir akan dilenserkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Bank Aceh yang rencananya akan berlangsung pada 16 Juni mendatang.
Para pemegang saham Bank Aceh Syariah (BAS) terdiri dari Pemerintah Aceh sebanyak 61 persen, Pemerintah kabupaten se-Aceh sebanyak 35,20 persen serta pemerintah kota sebanyak 3,80 persen.
“Pemerintah Aceh selaku pemilik saham mayoritas di BAS mulai tak nyaman dengan Pak Haizir. Kabarnya akan ada rapat pemegang saham pada 16 Juni ini,” ujar sumber atjehwatch.com di internal Bank Aceh yang tidak mau disebutkan namanya, Senin 8 Juni 2020.
Beberapa waktu lalu, Komisi III DPR Aceh juga memanggil jajaran Direksi Bank Aceh Syariah, Rabu 3 Juni 2020.
Berdasarkan bocoran ke atjehwatch.com, Komisi III DPR Aceh turut mempertanyakan soal kuncuran kredit yang diberikan Bank Aceh Syariah kepada salah seorang pengusaha berinisial M.
Kredit ini dengan jaminan kebun sawit bekas lelang bank lain di Tamiang. Berdasarkan surat penetapan dari salah satu kementerian, nilai kebun sawit ini tak lebih dari Rp29 miliar. Namun kredit yang dikuncurkan melebihi nilai tadi.
Di sisi lain, kasak kusuk antara Haizir dengan pemegang saham mulai terjadi sejak beberapa bulan terakhir. Haizir dianggap lebih nurut dengan Aminullah selaku eks Dirut Bank Aceh dibanding puncuk pimpinan pemerintah Aceh yang sedang berjalan. []