BANDA ACEH – Ketua Komisi V DPR Aceh, M Rizal Falevi Kirani, mengatakan meningkatnya kasus Corona di Aceh karena pemerintah masih setengah tengah dalam menerapkan protokol kesehatan sebagaimana yang diajukan oleh WHO.
“Apabila pemerintah lengah dalam mengatasi peningkatan kasus, saya khawatir kasus ini akan terus meningkat,” kata Falevi, Sabtu 27 Juni 2020.
Sementara dari sisi persiapan, menurut Falevi, pemerintah tampak belum siap.
Falevi mengaku sudah jauh-jauh hari mengingatkan pemerintah memperketat perbatasan. Bila perlu tutup sementara jalur masuk Aceh untuk memutuskan mata rantai Covid-19.
“Selama ini Aceh sangat aman dari Covid-19, tapi penularan mulai terjadi ketika orang dengan mudah keluar masuk Aceh.”
“Jika pemerintah tidak ada tindakan tegas, lihatlah kasus ini akan terus meningkat. Kasus ini akan seperti bola salju. Ini yang kita takutkan, sementara persiapan kita masih kurang, jangan sampai kuburan massal benar-benar dibuka nantinya,” ujar mantan aktivis itu.
Karena itu, Ketua Komisi V DPRA ini kembali mendesak Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah menutup sementara jalur masuk Aceh.
Selain itu, ia juga meminta lokasi-lokasi transmisi lokal agar dilakukan isolasi mandiri dan memastikan segala kebutuhan warga terpenuhi.
“Pemerintah Bek nyee-nyee khen dalam penanganan covid 19. Plt harus segera menintruksikan kepada dinas teknis untuk memperketat di perbatasan dan mekaniasme protokol kesehatan betul betul di jalankan. Bukan hanya sekedar cek suhu badan.”
“Kalo tidak dilakukan masa siap siap tranmisi local akan terjadi di seluruh Aceh. Dan ini betul betul bahasa bagi masyarakat Aceh.”
Karena, kata dia, semua penularan covid 19 yang terjadi di Aceh adalah barang inpor dari provinsi tetangga.
“Kalo mau selamat atau memutuskan mata rantai coavi 19 perketat di perbatasan betul betul sandar Protokol kesehatan WHO,” ujar mantan aktivis mahasiswa ini.