BLANGPIDIE – Aceh merupakan salah satu wilayah yang memiliki ragam seni dan budaya yang sangat kaya. Selama ratusan tahun seni dan budaya terus berkembang dalam kehidupan masyarakat di daerah berjuluk Serambi Mekah. Meski perang dan konflik sering melanda Aceh, namun aktivitas seni tidak pernah hilang.
Hal tersebut terlihat jelas saat awak media meliput kegiatan kesenian “Peulot leuk”, Adu Balam atau sering juga dikenal dengan adu burung Terkukur di Gampong Pasar Kota Bahagia, Kecamatan Kuala Bate, Kabupaten Aceh Barat Daya, Minggu (28/6/2020).
Masyarakat setempat menjadikan tradisi ini sebagai ajang silaturahmi sesama warga dari berbagai kabupaten daerah.
“Selain menyalurkan hobi dalam seni adu Balam ini, kami juga menjalin hubungan silaturahmi dengan tamu undang dari Nagan Raya, Aceh Barat dan Aceh Selatan,” kata Bismi sebagai ketua komunitas yang didampingi Saipul Sekretarisnya.
Adu Terkukur atau sering juga disebut adu Derkuku dilakukan dalam sangkar besar yang menampung puluhan orang didalamnya.
“Burung diadu didalam limit waktu lima menit, apa bila bertahan pada menit tersebut dinyatakan drow dan apabila yang lari menghindar lawannya dinyatakan kalah, dalam pertarungan ini tidak ada taruhan atau ajang berjudi seperti adu ayam jago,” jelas Bismi.
Pada hari biasanya, para pecinta burung balam ini juga melatih burung mereka di dalam rumah untuk melepas penat dan lelah disaat pulang kerja.
Tak tanggung-tangung, bagi para penggila burung ini mereka membeli satu ekor burung dan sangkarnya hampir puluhan juta rupiah sekali beli.
“Bagi saudara-saudara yang punya seni dan hobi adu Balam, silahkan bergabung dengan kita di komunitas ‘Paloh Jaya’ Abdya,” pungkas Saipul.[]