Banda Aceh – Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) merilis data bencana yang melanda sepanjang Januari hingga Juni 2020. Selama kurun waktu enam bulan tersebut, sedikitnya ada 505 kali bencana terjadi di Provinsi Aceh dan total kerugian yang ditimbulkan ditaksir mencapai Rp95 miliar.
“Tercatat ada 505 kali bencana yang terjadi di Aceh sejak Januari hingga Juni 2020,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Aceh, Sunawardi, Kamis (2/7).
Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, bencana yang melanda di Aceh terbilang meningkat, yakni hingga Januari sampai Juli 2019, bencana hanya terjadi 428 kali.\\Badan Penanggulangan Bencana Aceh mencatat, dari 505 kali bencana yang terjadi, kebakaran pemukiman warga masih menjadi dominasi. Tercatat ada 154 kali Si Jago Merah beraksi dan melahap perumahan warga.
“Kebakaran pemukiman masih mendominasi yakni sebanyak 154 kali. Kerugian yang diakibatkan oleh bencana ini sebanyak Rp45,3 miliar,” ujar Sunawardi.
Sementara itu, meski kebakaran hutan dan lahan menduduki posisi ketiga, namun bencana ini mengalami peningkatan. Selama Januari hingga Juli 2019, kebakaran hutan dan lahan terjadi 110 kali serta menghanguskan 233,4 hektar lahan, sedangkan tahun ini telah terjadi 179 kali dengan luas lahan mencapai 353 hektar.
“Kebakaran hutan dan lahan juga sering terjadi yakni sebanyak 179 kali dengan lahan yang terbakar seluas 353 hektar,” jelasnya.
Dilihat berdasarkan jumlah korban yang terdampak, banjir menjadi salah satu bencana terparah selama tahun ini. Terutama saat banjir yang terjadi awal tahun 2020 lalu di Kabupaten Aceh Selatan.
“Bencana yang paling banyak memakan korban terdampak pada awal 2020 adalah banjir di Kabupaten Aceh Selatan dengan merendam 1.778 unit rumah dan berdampak pada 8.286 jiwa. Total kerugian dari seluruh bencana banjir ini lebih kurang mencapai Rp 9,25 miliar,” sebut kepala Badan Penanggulangan Bencana Aceh tersebut.
Badan Penanggulangan Bencana Aceh mencatat, ada 27.396 jiwa yang terkena dampak dari seluruh bencana selama kurun waktu tersebut. Jumlah rumah yang terdampak 4.760 unit dan total pengungsi 2.125 orang.
“Korban meninggal dunia ada tiga orang dan 12 orang luka-luka,” ujar Sunawardi.
Selain rumah, bencana juga berdampak pada sejumlah infrastruktur, seperti 15 sarana pendidikan, 2 sarana kesehatan, 20 sarana pemerintahan, 14 sarana ibadah. Berdampak pula 104 ruko (rumah toko), 8 pasar, 7 jembatan, 11 tanggul, serta 470 meter badan jalan akibat banjir dan longsor.
Gempa bumi dengan magnitude berkisar antara 5,1-5,5 Skala Richter dan tidak berpotensi tsunami, terjadi sebanyak 15 kali di Aceh. Selama beberapa kali peristiwa itu terjadi, diperkirakan kerugian yang ditimbulkan sebesar Rp840 juta.
Sehubungan dengan itu, bencana lainnya yang terjadi di Aceh yakni angin puting beliung terjadi 51 kali, longsor 36 kali, dan abrasi dari air laut 9 kali.