BANDA ACEH – Senator DPD RI asal Aceh, HM Fadhil Rahmi Lc, menilai peringatan 15 tahun damai Aceh, yang bertepatan pada Sabtu 15 Agustus 2020, merupakan hari yang sacral bagi seluruh masyarakat di Aceh.
“Hari ini merupakan pemutus konflik yang panjang di Aceh. Ini harus disyukuri dan kita berharap damai ini berlangsung abadi,” ujar pria yang akrab disapa Syech Fadhil.
“Dulu kehidupan di kampung-kampung mencekam. Orangtua tidak bisa mencari nafkah untuk anak-anaknya. Banyak yang kelaparan. Banyak sekolah-sekolah juga yang terbakar sehingga mengakibatkan anak-anak putus sekolah,” ujar Syech Fadhil.
Faktor ini, kata Syech Fadhil, kemudian mengakibatkan tingkat kemiskinan di Aceh berada di atas rata-rata nasional.
Demikian juga tingkat pendidikan Aceh yang berada di bawah rata-rata nasional dan ini merupakan musibah paling berat yang menimpa Aceh selama beberapa decade terakhir.
“Dengan damai, pembangunan di Aceh dipacu. Kini sudah berlangsung hampir 15 tahun lebih. Ini sesuatu yang harus disyukuri,” kata Syech Fadhil.
Meskipun masih banyak kekurangan dalam perjalanan damai di Aceh, Syech Fadhil berharap segala kekurangan tadi bisa diperbaiki bersama-sama.
“Pemerintah pusat harus ikhlas terhadap apa yang sudah disepakati dalam MoU Helsinki. Apa yang sudah dijanjikan ditepati.”
“Sedangkan pemerintah Aceh, baik eksekutif dan legislative, harus mampu berkerjasama untuk menuntut segala kekurangan isi MoU yang disepakati. Jangan ada lagi pemisah antara klaim Parnas Parlok.”
“Demikian juga komunikasi antara Pemerintah Aceh dengan wakil di Senayan. Ada 13 DPR RI dan 4 DPD RI. Yok kita kerjasama untuk memperjuangkan isi yang belum direalisasi. Kita Aceh, darah Aceh, memiliki tanggungjawab yang sama. Kepentingan nasional Aceh di atas semua,” kata Syech Fadhil.