Banda Aceh – Pelabuhan Ulee Lheue -pelabuhan penyeberangan yang melayani pelayaran kapal feri dan kapal cepat antara Banda Aceh dan Sabang- akan sepenuhnya menerapkan elektronifikasi transaksi keuangan alias pembayaran non tunai di setiap pelayanannya.
Selama enam bulan terakhir, telah diberlakukan masa uji coba pada layanan perparkiran dan berjalan sukses. Selanjutnya, pembayaran digital juga akan diterapkan untuk pembelian tiket kapal dan transaksi di setiap gerai yang ada di pelabuhan.
Hal tersebut mengemuka dalam rapat evaluasi penerapan elektronifikasi Pelabuhan Ulee Lheue yang digelar melalui video conference, Jumat 14 Agustus 2020.
Wali Kota Banda Aceh Aminullah Usman mengikuti itu dari ruang media center di balai kota. Rapat juga diikuti oleh Kepala Bank Indonesia (BI) Perwakilan Aceh Zainal Arifin Lubis dan unsur perbankan lainnya serta dinas terkait.
Secara khusus, Aminullah menyampaikan apreasiasi dan terima kasih kepada BI yang telah menginisiasi program elektronifikasi keuangan di Pelabuhan Ulee Lheue. “Di tengah situasi pandemi Covid-19 sekalipun, perhatian BI tak pernah kendur untuk kemajuan Banda Aceh.”
Menurut wali kota, elektronifikasi keuangan akan menunjang program smart city Banda Aceh. “Selain di pelabuhan, kita juga sedang menyiapkan sistem perparkiran digital, salah satunya di Jalan Diponegoro, depan Pasar Aceh. Insyaallah mulai September,” ungkapnya.
“Pembayaran non tunai akan meminimalkan penggunaan uang kertas yang berisiko menularkan virus Corona seperti saat ini. Selain itu, kita yakin penerimaan PAD kota juga akan turut meningkat,” ungkapnya lagi.
Banda Aceh pun sebut Aminullah, siap menjadi pelopor elektronifikasi transaksi keuangan di Aceh. “Tadi seperti disampaikan Pak Zainal Kepala BI, Transaksi non tunai masih sangat rendah di Aceh. Untuk itu, kami menyukseskan program-program yang digagas oleh BI, termasuk memasyarakatkan penggunaan QRIS -standarisasi pembayaran dengan metode QR Code dari BI,” ungkap Aminullah.[]