SEORANG putri cantik termenung. Dia sedang menunggu “penyu” besar, kendaraan yang akan mengantarnya ke kampung sang kekasih di Simelue. Namun sayang, sang Ibu melarangnya. Namun Putroe tetap ingin “menemui” pujaan hatinya, hingga puncaknya terjadi kutukan, Putroe menjadi batu bersama Penyu raksasa itu.
Sepenggal kisah Batu Batupang (bermenung) di pesisir pantai Gampong Peulumat, Labuhanhaji Timur, Aceh Selatan itulah yang kemudian menjadi salah satu destinasi wisata bahari di Aceh selatan. Indah memang, selain terdapat batu besar dengan gambaran seorang Putri duduk termenung di kepala seekor Penyu, juga disekitar itu terdapat pantai dengan pasir indah.
Geucik Labuhanhaji Timur Edi Saputra kepada media, Jum’at (4/9/2020) lalu menyampaikan, objek wisata Batu Batupang dikelola oleh kampung, walau sebenarnya masih perlu ada sentuhan dari pemerintah kabupaten, provinsi, dan pusat, sebab objek wisata Batu Batupang sangat membutuhkan insfrastruktur pendukung, seperti jalan dan transportasi pendukung lainnya.
“Jalan yang ada sekarang sudah bisa dilalui dengan kendaraan roda empat sampai ke tepi pantainya,” kata Edi Saputra.
Jarak lokasi wisata dari jalan utama sekitar 1 kilometer saja dengan melewati alam asri perkampungan. Setelah sampai ke lokasi, menuju ke Batu Batupang cukup dekat sekitar 200 meter yang ditempuh dengan berjalan kaki melewati tepi laut dan Batu Karang.
Posisi Batu Batupang berada di bebatuan, dibelakangnya terdapat bebatuan lainnya yang sudah memiliki tangga dan pagar yang dibangun pemerintah. Disitu, karena posisi persis dibelakang Batu Batupang, tidak terlihat posisi putri duduk. Posisi Batu Batupang baru jelas dari arah perjalanan yang berjarak sekitar 100 meter saja.
Namun, walau berada dibelakangi posisi sang putri, sarana yang sudah disiapkan sangat bagus untuk view laut, karena didepannya terdapat laut lepas dan dibelakang ditemui bukit bebatuan yang menambah kelengkapan view di lokasi itu.
“Saat ini kami belum siapkan tenaga gaet menuju ke Batu, namun pengunjung dapat meminta bantuan warga,” ujar Edi.
Hutan Batu Alami
Namun, kata Keucik Edi Saputra, satu-satunya jalan mencapai Batu Batupang akan menjadi salah satu jalan yang tetap alami, karena dikelilingi hutan dengan bukit-bukit berbatu, menambah khas pariwisata Aceh selatan.
“kalaupun mendapat bantuan hanya pengaspalan saja, walau saat ini jalannya sudah layak dan keras. Pengaspalan penting agar tetap aman diwaktu hujan,” ujarnya.
Hal serupa juga disampaikan Ketua Wahana Komunikasi Mahasiswa Pelajar Labuhanhaji Timur (WKMPLT) Zulhamdi, bahwa setiap pembangunan objek wisata di labuhanhaji Timur harus tetap menjaga keasrian, tidak merusak menjadikan bukit-bukit sebagai “Batu Gajah” yang merusak ekosistem.
“Kami akan kawal bahwa tidak boleh merusak hutan, apalagi “Batu gajah” yang jelas sangat merusak,” kata Zulhamdi.
Menurutnya, proses alami pariwitasa seperti lokasi wisata Batu Batupang yang masih alami, harus dijaga bersama-sama, sebab apabila sebagian potensinya dihancurkan, selain membahayakan alam juga dapat menurunkan daya tarik.
“Kami akan kawal setiap pembagunan distinasi wisata,” Demikian Zulhamdi.
Dari amatan, untuk mencapai Batu Batupang memang harus melewati beberapa hutan bebatuan yang masih alami, sangat cocok untuk mereka yang menyukai pariwisata dengan kesegaran alamnya. Boleh dicoba. (ji)
Berikut Foto Batu Batupang (bermenung)