TAKENGON – Ivan Tamy, putra dari Alm. Mustafa M. Tamy (Bupati Aceh Tengah periode 1998-2004) mengatakan jika perjuangan Provinsi Aceh Lauser Antara (ALA) sudah dirintis sejak kepeminpinan ayahnya.
Menurutnya, hampir dua puluh tahun lamanya setelah disuarakan, gaung pemekaran kembali terdengar.
“Hampir dua puluh tahun lamanya masyarakat bersabar dengan insfrastruktur seadanya ” ujar Ivan, Rabu (23/9/2020).
Ivan menyebutkan, pemerintahan masih cukup jauh, kesulitan masyarakat Samar Kilang, Jamat, dan berbagai daerah pendalaman lain masih belum mampu dituntaskan.
“Apa yang dirasakan oleh Bupati Aceh Tengah masa itu, H. Mustafa M. Tamy masih terus berlangsung hingga saat ini. Padangan jauh ke depan dari seorang H. Mustafa M. Tamy menembus ruang dan waktu,” tambah Ivan.
Terbatasnya infrastruktur menjadi hambatan dalam pengembangan wilayah dan pertumbuhan ekonomi, menyadari hal ini, Mustafa M. Tamy, Bupati Aceh Tengah ke lima belas tersebut menyusun sejumlah langkah dan strategi yang diberi nama tiga belas langkah terobosan untuk menembus keterisoliran.
“Tidak cukup sampai di situ, sekitar bulan Juli tahun 2001 sejumlah elemen masyarakat dari seluruh Kabupaten meminta pemekaran provinsi. Sebagai Bupati H. Mustafa M. Tamy saat itu dapat merasakan keresahan masyarakat melihat ketimpangan pembangunan,” jelas Ivan.
“Berdasarkan permintaan masyarakat, Bupati Aceh Tengah pada masa itu bergerak cepat, pertemuan dengan Bupati Aceh Tenggara, H. Syahbuddin, BP dan Bupati Aceh Singkil, Makmur Syahputra digelar di Jakarta,” tambah Ivan.
Dari pertemuan kepala daerah tersebut, Ivan mereka bertiga sepakat menemui Menkopolhukam dan Mendagri.
“Kepala daerah diberikan tugas yang harus dituntaskan adalah dengan melakukan pemekaran wilayah, setidaknya menjadi 5 Kabupaten,” kata Ivan.
Proses pemekaran daerah pun dilakukan Kabupaten Gayo Lues sudah lebih dahulu tahun 2001, Kabupaten Bener Meriah juga sudah dilakukan pada tahun 2003.
“Lima Kabupaten dan satu Kota madya sudah lebih layak untuk sebuah provinsi. Adapun hambatan datang dari eksternal dan internal. Pucuk pimpinan Aceh Tenggara berganti. Langkah pemekaran provinsi sempat jeda sejenak,” lanjutnya.
Terahir Ivan Tamy berharap, jika ini saatnya untuk meneruskan cita-cita Mustafa M Tamy melepas keterisoliran negeri ini dengan mendirikan provinsi baru ALA.
Reporter: Romadani