JALANNYA sedikit berliku dan sempit. Melewati sawah dan perkampungan. Sekitar dua kilometer dari simpang bandara Blang Bintang, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh.
Di sisi kiri ada sungai kecil yang mengalir. Airnya gak keruh karena sedang musim hujan. Perpohonan rindang berjejar sepanjang jalan.
Sebuah pamplet ukuran sedang terpampang dalam sebuah komplek. Dayah Mulia. Tulisan itu diapit dengan sejumlah foto aktivitas santri di sana.

Meski berada di tengah-tengah perkampungan, Dayah Mulia kini sedang ramai dikunjungi warga. Aktivitas di sana berlangsung selama 24 jam.
Dari sekedar silaturahmi relliji hingga pengajian salafi di malam hari.
Warga yang datang berasal dari berbagai daerah di Aceh. Ada juga dari mancanegara.
Ada beberapa gedung bertingkat berjejar di sana. Perpohonan rindang membuat suasana di sana terasa asri.
Beberapa santri pria terlihat mondar-mandir di sisi kiri. Mulutnya terlihat komat kamit dengan tangan memegang kitab.
“Lagi menghafal,” ujar salah seorang santri usai disapa.
Beberapa menit kemudian ia kembali larut dalam aktivitasnya.
Seorang pria berwajah teduh menyapa kami dari kejauhan. Ia adalah pimpinan dayah setempat.
“Abuna.”
Ya, Dayah Mulia Blang Bintang, didirikan oleh Teungku Mukhlis Abdullah atau akrab disapa Abuna. Sosok ini yang menyambut kami saat bertandang ke sana awal Februari 2021.
Abuna merupakan Ketua HUDA Aceh Besar yang merupakan alumni Dayah Ulee Titi Aceh Besar.
Dayah Mulia sendiri didirikan pada 2006 lalu. Awalnya pengajian salafi. Sedangkan untuk SMP IT dan SMA IT baru dibuka sekitar dua tahun lalu. Dayah ini memiliki guru sekitar 35 orang di luar guru yang mengajar di sekolah serta santri yang mondok lebih kurang 150 orang.
Meskipun baru, dayah ini cukup berkembang. Sejumlah warga datang dari berbagai pelosok hanya untuk sekedar wisata rohani.
“Santri kita berasal dari berbagai daerah, tapi mayoritas dari Banda Aceh dan Aceh Besar. Dari pagi hingga siang, sekolah umum. Selebihnya pendidikan agama hingga malam hari,” katanya.
Abuna berharap dayahnya tersebut bisa menjadi milik semua masyarakat, terutama bagi mereka yang ingin belajar ilmu agama. [Advertorial]
Tulisan ini merupakan hasil kerjasama atjehwatch.com dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh dalam rangka Promosi Wisata Islami (Dayah) di Aceh.