Mobil yang kami tumpangi melaju dengan kecepatan dari Kota Langsa, Senin pagi.
Dalam rombongan ini, ada senator DPD RI HM Fadhil Rahmi Lc MA atau akrab disapa Syech Fadhil, Teuku Amru sahabat akrab Ustadz Abdul Somad di Aceh, serta Teungku Fadhil salah seorang pengusaha muda asal Langsa.
Ada juga Zulfikar Syehpeng selaku staf DPD RI Syech Fadhil serta penulis sendiri.
Rombongan ini bertugas menjemput Ustadz Abdul Somad (UAS) yang akan mendarat di Bandara Kualanamu, Senin siang pukul 13.00 WIB.
Dai kondang itu dijadwalkan akan berdakwah di Singkil dan Subulussalam dari 11 hingga 14 Oktober 2021.
Atas dasar inilah rombongan ini bergerak ke sana.
Mobil yang kami tumpangi penuh lumpur. Ini karena sebelumnya Syech Fadhil keluar masuk pedalaman Aceh untuk bertemu dengan masyarakat.
Mobil juga sempat kandas beberapa kali di Peunaron, Aceh Timur, namun kondisi ini tak menyurutkan semangat sang senator muda itu untuk mendampingi UAS selama di Singkil dan Subulussalam.
Sekitar pukul 13.00 WIB, UAS dan rombongan akhirnya tiba di Bandara Kualanamu. Mereka disambut oleh Syech Fadhil dan pengurus Ikatan Alumni Timur Tengah (IKAT) Aceh di pintu keluar VIP. Ada 8 mobil yang antri untuk menjemput dai kondang itu.
Usai makan, perjalanan dilanjutkan melalui jalan darat.
“Kita akan membelah Sumatera menuju Singkil,” kata Ustadz Abdul Somad.
Ustadz Abdul Somad sendiri ditempatkan di barisan depan. Sedangkan mobil yang kami tumpangi mengekor dari arah belakang.
Salah seorang yang mendampingi UAS dalam perjalanan ini adalah Teungku Rasyid. Nama tadi adalah seorang pemuda yang kini ditunjuk sebagai pimpinan dayah terkemuka di Singkil dan Subulussalam. Meski masih muda, Teungku Rasyid ternyata cukup disegani oleh warga di Singkil dan Subulussalam.
Kemudian ada juga Ketua IKAT Aceh, Ikapda dan para pengurusnya.
Rombangan menempuh rute yang lumayan panjang. Melewati sejumlah jalur terjal dan sepi.
Jalan lintas Sumatera Utara menuju Singkil relative lebih sempit dibanding jalan lintas Banda Aceh-Medan. Konon lagi banyak jalan yang rusak dan berlubang di sepanjang perjalanan.
Truk besar dan arus yang padat sering kali membuat perjalanan tersendat. Konvoi ini terpisah jauh. Syech Fadhil sendiri meminta sopir untuk berhati-hati sehingga tertinggal dari rombongan.
Usai magrib, ban mobil yang kami tumpangi meledak di tikungan tajam Sidikalang, Sumatera Utara. Untung tak ada yang terluka. Namun butuh waktu 30 menit untuk ganti ban hingga akhirnya melanjutkan perjalanan ke Singkil.
Rombongan ini baru tiba di Subulussalam sekitar pukul 22.00 WIB.
Menurut rombongan, UAS berulangkali menanyakan kondisi Syech Fadhil sepanjang perjalanan. Ini karena bagi UAS, Syech Fadhil bukan sekedar senator asal Aceh, tapi juga teman dan sahabat sejak dari Darul Arafah hingga Al-Azhar Mesir.
Kedatangan UAS di Dayah Nurul Aqlam mendapat sambutan hangat dari masyarakat Subulussalam. Padahal kedatangan UAS dan rombongan hanya berdasarkan informasi dari mulut ke mulut.
“Semua warga yang hadir, kita suruh pakai masker dan terapkan Prokes,” ujar salah seorang aparat keamanan bernama Zulfan di Dayah Nurul Aqlam.
Usai dijamu makan malam, UAS juga sempat memberikan tausiah 5 menit di dayah baru dirintis tersebut.
Perjalanan kemudian berlanjut ke Singkil. Bupati Singkil menyambut rombongan ini di pendopo.
Subuh Selasa, UAS memimpin Salat Subuh berjamaah di Masjid Jamik Singkil. Jamaah Subuh ini dipadati warga Singkil.
Meski tak ada informasi resmi, namun kedatangan UAS dan rombongan ternyata cukup direspon positif oleh masyarakat Singkil.
“Kami ingin melihat Ustadz Abdul Somad. Kami bisa melihat saja sudah cukup senang,” ujar Teungku Khaidir, warga setempat.
[Bersambung]